Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan perlunya peran bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk mewujudkan ibu dan bayi yang sehat di daerahnya.

"Pemerintah telah menetapkan prioritas penurunan stunting. Tentu saja peran IBI mutlak diperlukan di sini, karena kita ingin bayi-bayi yang dilahirkan sehat dan tumbuh dengan baik," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangan tertulis Pemkab Bantul di Bantul, Senin.

Menurut dia, dalam penanggulangan masalah stunting, kondisi ibu juga harus sehat sejak masa kehamilan hingga pasca melahirkan.

"Karena itu, kami juga punya harapan besar bidan-bidan di Bantul dapat meningkatkan kemampuan lewat terobosan ilmu pengetahuan yang terus berkembang," katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bantul, Nur Allailiyah mengatakan, bidan memiliki peran penting dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi.

Kendati angka kematian ibu di Bantul pada tahun 2022 menurun dibanding tahun sebelumnya, namun kapasitas dan kualitas para bidan di Bantul harus terus ditingkatkan agar berstandar global.

"Pada tahun 2021, kasus kematian ibu di Bantul berjumlah 44 kasus. Untuk tahun 2022, ada 16 kasus kematian ibu. Penyebab utama kematian adalah perdarahan dan pre eklampsia," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, upaya penurunan kematian ibu dan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Bantul perlu ditinjau ulang seperti bagaimana pelayanan obstetri dan neonatal (Poned) di puskesmas.

"Lalu apakah sumber daya manusia seperti bidan sudah terpenuhi baik dari segi jumlah dan kualitas," katanya.

Menyadari hal itu, IBI Bantul menggandeng PUM Netherland (organisasi sukarelawan para ahli yang dibiayai Pemerintah Belanda) untuk membimbing dan mendampingi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam asuhan kebidanan.

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024