Jakarta (ANTARA) - Film "Teman Tidur" karya sutradara Ray Nayoan yang tayang pada 30 Maret mendatang membawa pesan untuk menghentikan fenomena bullying atau perisakan yang terjadi di masyarakat terutama di lingkungan sekolah.
"Teman Tidur" bercerita tentang sekelompok remaja yang dihantui oleh arwah seorang gadis bernama Kelly (diperankan oleh Mutiara Sofya) yang diduga bunuh diri di asrama sekolahnya. Sebulan setelah kematiannya, Kelly ingin membalaskan dendamnya kepada pelaku yang telah merundung dan melakukan kekerasan kepadanya.
"Di film ini, kenapa ada wujud Kelly, karena ya itulah yang 'menghantui' kita selalu sebenarnya. Dan sama seperti film ini, kalau kita tidak speak up untuk menghentikan ini (perisakan dan kekerasan), itu akan terus berjalan. We have to speak up," kata Ray saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Menurut Ray, perisakan harus dilawan dan dihentikan. Ketika masyarakat mulai mendiamkan pelaku perisakan dan membiarkan perisakan terjadi, Ray menyebut hal itu merupakan "horor" yang sesungguhnya.
"Itu bahaya. Horor sebenarnya adalah ketika kita terutama mengamini kekerasan. Itu horor yang sangat horor, sih, menurut saya," ujar Ray.
Senada dengan Ray, produser Dino Izaak menegaskan bahwa "Teman Tidur" bukan sekadar film horor thriller biasa yang melulu diidentikkan dengan jump scare. Yang membuat menarik, kata dia, film tersebut juga menampilkan gambar bernuansa gloomy alias muram serta musik orkestra saat puncak adegan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Film "Teman Tidur" bawa pesan untuk hentikan fenomena perisakan
"Teman Tidur" bercerita tentang sekelompok remaja yang dihantui oleh arwah seorang gadis bernama Kelly (diperankan oleh Mutiara Sofya) yang diduga bunuh diri di asrama sekolahnya. Sebulan setelah kematiannya, Kelly ingin membalaskan dendamnya kepada pelaku yang telah merundung dan melakukan kekerasan kepadanya.
"Di film ini, kenapa ada wujud Kelly, karena ya itulah yang 'menghantui' kita selalu sebenarnya. Dan sama seperti film ini, kalau kita tidak speak up untuk menghentikan ini (perisakan dan kekerasan), itu akan terus berjalan. We have to speak up," kata Ray saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Menurut Ray, perisakan harus dilawan dan dihentikan. Ketika masyarakat mulai mendiamkan pelaku perisakan dan membiarkan perisakan terjadi, Ray menyebut hal itu merupakan "horor" yang sesungguhnya.
"Itu bahaya. Horor sebenarnya adalah ketika kita terutama mengamini kekerasan. Itu horor yang sangat horor, sih, menurut saya," ujar Ray.
Senada dengan Ray, produser Dino Izaak menegaskan bahwa "Teman Tidur" bukan sekadar film horor thriller biasa yang melulu diidentikkan dengan jump scare. Yang membuat menarik, kata dia, film tersebut juga menampilkan gambar bernuansa gloomy alias muram serta musik orkestra saat puncak adegan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Film "Teman Tidur" bawa pesan untuk hentikan fenomena perisakan