Jakarta (ANTARA) - Spesialis ortopedi tulang dan traumatologi dr Oryza Satria menyarankan pasien yang datang ke pengobatan tradisional terutama yang cidera akut untuk mencari informasi yang benar dan terpercaya agar tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan akibat lebih buruk. 

"Setiap tindakan yang dilakukan itu harus jelas risiko dan komplikasi yang ditimbulkan apa, baik jangka pendek, menengah, atau panjang, karena semua tindakan pasti ada risiko dan komplikasinya, jangan mudah percaya pada kesembuhan instan atau janji-janji manis," kata Oryza saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pasien perlu mencari informasi yang baik dan benar, juga dari sumber terpercaya, karena penting bagi pasien untuk memahami cedera yang dialami, jika tidak dilakukan tindakan akan menimbulkan akibat yang lebih buruk atau tidak, kemudian baru bisa memutuskan penanganan yang tepat.

Menanggapi fenomena pengobatan alternatif Ida Andriyani atau Ida Dayak di Depok yang ramai di media sosial, dengan jumlah pasien yang membludak dan rela datang dari berbagai penjuru Nusantara, Oryza tidak menyalahkan juga membenarkan. 

Ida Dayak berdasarkan informasi yang beredar dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti patah tulang, saraf kejepit hingga stroke hanya memakai minyak Bintang berwarna merah khas Kalimantan.

"Saya tidak bisa memberikan tanggapan dalam hal benar atau salah tentang terapi Ida Dayak, karena keilmuannya berbeda, tetapi kalau dari segi ortopedi, sudah ada standarnya, baik dari segi anatomi atau susunan tubuh manusia, fisiologi atau fungsi tubuh manusia, dan farmakologi atau obat obatan, kemudian tindakan-tindakan yang perlu dilakukan misalnya tindakan bedah, semua itu sudah ada keilmuan dengan standarisasi yang baku," kata Oryza.

Oryza menambahkan, Ida Dayak ini termasuk ke dalam pengobatan tradisional, yang di Indonesia sudah banyak sekali jenisnya, dengan metode pengobatan yang berbeda-beda.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Viral pengobatan Ida Dayak, Dokter Ortopedi: Prinsipnya "do no harm"

Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024