Yogyakarta (ANTARA) - CEO Indodax Oscar Darmawan menekankan bahwa investor perlu memahami pola candlestick jika ingin mendapatkan cuan dari keuntungan hasil jual beli kripto.

Pada Kamis (20/4) pukul 11.00 WIB sentimen kripto dalam indeks Fear and Greed sedang berada di angka 52 yang menandakan bahwa kripto sedang dalam fase Neutral dalam membeli kripto.

Meskipun demikian, harga kripto masih terpantau naik jika kita bandingkan harganya dengan dua bulan lalu. Seperti yang dialami oleh Bitcoin pada hari ini bertengger di angka 433 juta rupiah, naik 15 persen dibandingkan dengan dua bulan lalu.

Melihat momen seperti ini, kata Oscar Darmawan, investor perlu memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan cuan dari keuntungan hasil jual beli kripto. Dalam hal ini penting untuk memahami pola candlestick.

"Selain DYOR dan juga memahami analisis fundamental (mempelajari whitepaper, membaca pemberitaan mengenai kripto yang akan dibeli, melihat komunitas), investor juga perlu memahami analisis teknikal, yaitu cara memahami pola candlestick," katanya.

Dengan adanya candlestick, kata Oscar, investor bisa melihat aktivitas harga suatu kripto. Di market Indodax, investor dapat melihat aktivitas harga dari timeframe 1 menit, 5 menit, 15 menit, 1 jam, 4 jam, 1 hari, 3 hari, 1 minggu.

Oscar menambahkan bahwa di candlestick tersebut, investor dapat melihat informasi seputar harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah.

Dengan mahir membaca pergerakan candlestick, investor bisa mendapatkan gambaran dan sinyal penting apakah kripto yang ingin di beli atau jual berkemungkinan akan naik atau turun. Dengan begitu, investor bisa mengambil keputusan terbaik untuk melakukan jual beli aset kripto.

Hal pertama yang perlu dilakukan oleh investor dalam memulai mempelajari candlestick yaitu investor perlu memperhatikan "badan" candlestick tersebut yang berwarna merah dan hijau. Warna merah menunjukkan adanya penurunan harga dan warna hijau menunjukkan kenaikan harga.

Di candle yang berwarna hijau yang menandakan adanya momentum beli, bagian bawah candle tersebut menunjukkan harga pembukaan dan bagian atas menunjukkan harga penutupan. Sementara candle berwarna merah adalah kebalikannya. Bagian bawah menunjukkan harga penutupan dan bagian atas menunjukkan harga pembukaan.

"Setelah investor memahami teknik paling dasar ini, selanjutnya investor perlu mengetahui pola candlestick bullish reversal (di mana pola candlestick ini bisa memprediksi adanya kenaikan harga) dan pola bearish reversal (di mana pola candlestick ini bisa memprediksi adanya penurunan harga)," kata Oscar.

Untuk memahami pola candlestick, memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, Oscar melihat bahwa dengan belajar pola candlestick ini, investor bisa memahami betul bagaimana trading dan bisa saja menuai cuan. Indodax memiliki kanal edukasi online gratis bernama indodax academy yang berfungsi untuk memberikan edukasi seputar kripto dan blockchain dengan bahasan yang mendalam dan jelas.

"Memahami pola candlestick memang memiliki beberapa kelebihan, namun sebenarnya pola ini memiliki kekurangan yaitu Grafik dari chart yang kurang berfungsi baik jika diaplikasikan dengan timeframe kecil. Di Indodax, kami memiliki timeframe 1 menit, 5 menit, 15 menit, bahkan sampai 1 minggu," katanya.

"Jika investor ingin mengaplikasikan pola ini ada baiknya investor menunggu closing candle pada timeframe 4 jam, yaitu 30 menit sebelum pergantian candlestick supaya candle yang terbentuk sudah final," kata Oscar.

Sebagai tambahan informasi, Indodax memiliki counter offline yang bisa dipakai oleh para member untuk berkonsultasi yang berada di pusat bisnis Sudirman, DKI Jakarta dan Seminyak serta Canggu, Bali. Di Indodax, Bitcoin dan aset kripto lainnya bisa dimiliki oleh siapa saja dengan mudah dan aman dengan mulai dari harga Rp10 ribu saja.

Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024