Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta, mendapat tambahan sebanyak 1.000 dosis vaksin "lumpy skin disease" (LSD) atau penyakit kulit berbenjol dari pemerintah pusat untuk disuntikkan pada hewan ternak di daerah ini.
"Teman-teman di lapangan sudah mulai melaksanakan vaksinasi LSD pada ternak karena kita sudah mendapat tambahan 1.000 dosis, jadi kita laksanakan vaksinasi kembali setelah tahap pertama yang lalu 180 dosis," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, vaksinasi LSD pada hewan ternak untuk mengantisipasi ternak mengidap penyakit kulit menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, menyusul munculnya pedagang hewan kurban di tempat-tempat penampungan ternak wilayah Bantul.
"Jadi, minggu ini sudah turun 1.000 dosis, langsung mulai dikerjakan di masyarakat, dan harapan kami di tempat-tempat penampungan bisa membeli vaksin sendiri, dan minta bantuan dinas dan teman teman yang melakukan vaksinasi," katanya.
Selain dengan vaksinasi LSD, kata dia, pihaknya akan memantau di tempat tempat penampungan ternak maupun tempat penjualan hewan kurban untuk memastikan ternak yang dijual dalam kondisi sehat dan tidak terkena penyakit.
"Iya, seperti tahun-tahun sebelumnya kita melakukan 'monitoring' di tempat-tempat penampungan dan penjualan ternak, terutama ternak berasal dari luar. Kami nanti mohon shohibul kurban harus minta surat keterangan kesehatan hewan dari pedagang," katanya.
ia mengatakan Hari Raya Idul Adha di Bantul, kebutuhan hewan kurban sapi rata-rata sekitar 6.000 hingga 7.000 ekor yang dipenuhi dari luar daerah karena ternak dari Bantul stoknya terbatas.
"Kalau Idul Adha itu butuhnya 6.000 sampai 7.000 ekor sapi, sedangkan pemotongan harian di Bantul cukup tinggi. Ternak, yang dipotong dari luar Bantul, apalagi untuk Idul Adha karena peternak di Bantul rata-rata memelihara sapi betina, jarang melakukan usaha penggemukan," katanya.
Dia mengatakan selama ini kebutuhan ternak untuk Bantul didatangkan dari Gunungkidul (DI.Yogyakarta) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) melalui pasar hewan.
"Teman-teman di lapangan sudah mulai melaksanakan vaksinasi LSD pada ternak karena kita sudah mendapat tambahan 1.000 dosis, jadi kita laksanakan vaksinasi kembali setelah tahap pertama yang lalu 180 dosis," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, vaksinasi LSD pada hewan ternak untuk mengantisipasi ternak mengidap penyakit kulit menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, menyusul munculnya pedagang hewan kurban di tempat-tempat penampungan ternak wilayah Bantul.
"Jadi, minggu ini sudah turun 1.000 dosis, langsung mulai dikerjakan di masyarakat, dan harapan kami di tempat-tempat penampungan bisa membeli vaksin sendiri, dan minta bantuan dinas dan teman teman yang melakukan vaksinasi," katanya.
Selain dengan vaksinasi LSD, kata dia, pihaknya akan memantau di tempat tempat penampungan ternak maupun tempat penjualan hewan kurban untuk memastikan ternak yang dijual dalam kondisi sehat dan tidak terkena penyakit.
"Iya, seperti tahun-tahun sebelumnya kita melakukan 'monitoring' di tempat-tempat penampungan dan penjualan ternak, terutama ternak berasal dari luar. Kami nanti mohon shohibul kurban harus minta surat keterangan kesehatan hewan dari pedagang," katanya.
ia mengatakan Hari Raya Idul Adha di Bantul, kebutuhan hewan kurban sapi rata-rata sekitar 6.000 hingga 7.000 ekor yang dipenuhi dari luar daerah karena ternak dari Bantul stoknya terbatas.
"Kalau Idul Adha itu butuhnya 6.000 sampai 7.000 ekor sapi, sedangkan pemotongan harian di Bantul cukup tinggi. Ternak, yang dipotong dari luar Bantul, apalagi untuk Idul Adha karena peternak di Bantul rata-rata memelihara sapi betina, jarang melakukan usaha penggemukan," katanya.
Dia mengatakan selama ini kebutuhan ternak untuk Bantul didatangkan dari Gunungkidul (DI.Yogyakarta) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) melalui pasar hewan.