Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan stok hewan kurban di wilayah setempat mencukupi yang totalnya mencapai 46.875 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Retno Widyastuti di Gunungkidul, Jumat, mengatakan ternak siap potong di Gunungkidul tahun ini totalnya mencapai 46.875 ekor, terdiri dari 18.345 sapi, 27.022 kambing, dan 1.508 sapi.
"Data ketersediaan ternak sapi potong dan kebutuhan hewan kurban pada 2022, kami pasti sangat mencukupi," kata Retno.
Ia mengatakan kebutuhan kurban pada 2022 mencapai 20.101 ekor yang terdiri dari 12.829 ekor, kemudian sapi sebanyak 5.191 ekor, dan domba sebanyak 2.081 ekor.
"Kebutuhan itu berasal dari wilayah Gunungkidul sendiri hingga yang dikirim ke luar," katanya.
Lebih lanjut, Retno mengatakan perkembangan kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) sudah dapat dikendalikan. Sehingga mempengaruhi stok hewan kurban.
Namun demikian, DPKH Gunungkidul masih mengintensifkan pemantauan terhadap hewan ternak. Mulai dari kondisi hewan kurban hingga lalu lintas ternak masuk dan keluar Gunungkidul.
"Kasus PMK dan LSD dapat dikendalikan. Sehingga hewan ternak di tingkat petani tidak ada persoalan," katanya.
Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari memastikan upaya melindungi populasi ternak tetap berjalan. Selain pemantauan rutin, sosialisasi juga gencar dilakukan.
Adapun penyebaran LSD dan PMK di Gunungkidul saat ini sudah melandai. Meski masih ada temuan baru, namun jumlahnya terbilang minim.
"Kami juga mengharapkan partisipasi masyarakat agar penyebaran penyakit pada hewan ternak ini bisa ditekan," kata Wibawanti.
Selain itu, DPKH Gunungkidul sedang memproses surat edaran terkait pedoman penanganan hewan kurban. "Dalam waktu dekat akan kami sebarkan dan sosialisasikan ke takmir masjid dan petugas kesehatan hewan terdekat," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Retno Widyastuti di Gunungkidul, Jumat, mengatakan ternak siap potong di Gunungkidul tahun ini totalnya mencapai 46.875 ekor, terdiri dari 18.345 sapi, 27.022 kambing, dan 1.508 sapi.
"Data ketersediaan ternak sapi potong dan kebutuhan hewan kurban pada 2022, kami pasti sangat mencukupi," kata Retno.
Ia mengatakan kebutuhan kurban pada 2022 mencapai 20.101 ekor yang terdiri dari 12.829 ekor, kemudian sapi sebanyak 5.191 ekor, dan domba sebanyak 2.081 ekor.
"Kebutuhan itu berasal dari wilayah Gunungkidul sendiri hingga yang dikirim ke luar," katanya.
Lebih lanjut, Retno mengatakan perkembangan kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) sudah dapat dikendalikan. Sehingga mempengaruhi stok hewan kurban.
Namun demikian, DPKH Gunungkidul masih mengintensifkan pemantauan terhadap hewan ternak. Mulai dari kondisi hewan kurban hingga lalu lintas ternak masuk dan keluar Gunungkidul.
"Kasus PMK dan LSD dapat dikendalikan. Sehingga hewan ternak di tingkat petani tidak ada persoalan," katanya.
Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari memastikan upaya melindungi populasi ternak tetap berjalan. Selain pemantauan rutin, sosialisasi juga gencar dilakukan.
Adapun penyebaran LSD dan PMK di Gunungkidul saat ini sudah melandai. Meski masih ada temuan baru, namun jumlahnya terbilang minim.
"Kami juga mengharapkan partisipasi masyarakat agar penyebaran penyakit pada hewan ternak ini bisa ditekan," kata Wibawanti.
Selain itu, DPKH Gunungkidul sedang memproses surat edaran terkait pedoman penanganan hewan kurban. "Dalam waktu dekat akan kami sebarkan dan sosialisasikan ke takmir masjid dan petugas kesehatan hewan terdekat," katanya.