Yogyakarta (ANTARA) - Kesadaran menciptakan lingkungan tempat aktivitas bersih dari sampah di lokasi kegiatan Puncak Bulan Bung Karno di GBK Jakarta diwujudkan nyata oleh tiap kader PDI Perjuangan.
"Alhamdulillah saat acara berlangsung meriah dan sukses ada kesadaran kader dan pengurus dari seluruh Indonesia untuk bersih sampah dilakukan bersama-sama, termasuk kader PDI Perjuangan PAC Ngampilan Kota Yogyakarta yang ikut aktif bersihkan sampah di lokasi," kata Teddy Anggoro, Ketua PAC PDI Perjuangan Ngampilan Yogyakarta.
Teddy, menjelaskan kesadaran bersih sampah dan kelola sampah yang ada di lokasi acara penting agar Gelora Bung Karno tetap bersih setelah acara berlangsung. Seperti dimaklumi, besarnya jumlah peserta sangat berpotensi menghasilkan sampah yang tidak sedikit .
"Namun atas kesadaran dan niat untuk bersama-sama lebih mensukseskan acara tersebut, kepengurusan dari kecamatan Ngampilan yogyakarta (PAC Yogyakarta) mengajak untuk bersih-bersih sampah yang ada di sekitar lokasi , setidaknya semampu kita," kata Teddy.
Sejak dari Yogyakarta, sudah disampaikan kepada seluruh peserta agar benar benar jaga kebersihan. Bahkan ada inisiatif untuk membawa trashbag dan bagor sendiri.
"Kader PDI Perjuangan Kota Yogyakarta pahami walaupun pasti di lokasi sudah disediakan oleh panitia. Kami hanya mencoba menciptakan kesadaran itu dari diri kami sendir. jika bisa kami katakan "kebersihan itu sebagian dari kemenangan" kata Teddy.
Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta menyatakan pentingnya kader PDI Perjuangan menjadi pelopor dalam tata kelola sampah memang harus mewujud dalam aksi nyata.
"Terima kasih kepada semuanya, yang telah punya inisiatif kesadaran kelola sampah. Tidak buang sembarangan sampah dan ikut bersihkan lokasi Gelora Bung Karno agar tetap bersih seperti sedia kala. PDI Perjuangan harus berikan contoh dan kerja nyata, kebersamaan, punya kesadaran zero waste mau kelola, pilah sampah sejak dari aktifitas keseharian. Mari dari Gelora Bung Karno, kita berikan contoh nyata kesadaran bersih dan kelola sampah di tiap aktivitas kita semua," kata Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta. (*)
"Alhamdulillah saat acara berlangsung meriah dan sukses ada kesadaran kader dan pengurus dari seluruh Indonesia untuk bersih sampah dilakukan bersama-sama, termasuk kader PDI Perjuangan PAC Ngampilan Kota Yogyakarta yang ikut aktif bersihkan sampah di lokasi," kata Teddy Anggoro, Ketua PAC PDI Perjuangan Ngampilan Yogyakarta.
Teddy, menjelaskan kesadaran bersih sampah dan kelola sampah yang ada di lokasi acara penting agar Gelora Bung Karno tetap bersih setelah acara berlangsung. Seperti dimaklumi, besarnya jumlah peserta sangat berpotensi menghasilkan sampah yang tidak sedikit .
"Namun atas kesadaran dan niat untuk bersama-sama lebih mensukseskan acara tersebut, kepengurusan dari kecamatan Ngampilan yogyakarta (PAC Yogyakarta) mengajak untuk bersih-bersih sampah yang ada di sekitar lokasi , setidaknya semampu kita," kata Teddy.
Sejak dari Yogyakarta, sudah disampaikan kepada seluruh peserta agar benar benar jaga kebersihan. Bahkan ada inisiatif untuk membawa trashbag dan bagor sendiri.
"Kader PDI Perjuangan Kota Yogyakarta pahami walaupun pasti di lokasi sudah disediakan oleh panitia. Kami hanya mencoba menciptakan kesadaran itu dari diri kami sendir. jika bisa kami katakan "kebersihan itu sebagian dari kemenangan" kata Teddy.
Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta menyatakan pentingnya kader PDI Perjuangan menjadi pelopor dalam tata kelola sampah memang harus mewujud dalam aksi nyata.
"Terima kasih kepada semuanya, yang telah punya inisiatif kesadaran kelola sampah. Tidak buang sembarangan sampah dan ikut bersihkan lokasi Gelora Bung Karno agar tetap bersih seperti sedia kala. PDI Perjuangan harus berikan contoh dan kerja nyata, kebersamaan, punya kesadaran zero waste mau kelola, pilah sampah sejak dari aktifitas keseharian. Mari dari Gelora Bung Karno, kita berikan contoh nyata kesadaran bersih dan kelola sampah di tiap aktivitas kita semua," kata Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta. (*)