Manokwari (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Papua (Unipa) Descarlo Worabai menyarankan pemerintah daerah mempercepat penyusunan peta jalan guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi pariwisata berbasis sumber daya alam di Provinsi Papua Barat.
"Dari road map (peta jalan) itu harus ada langkah konkret yang bisa ditindaklanjuti," kata dia di Manokwari, Senin (24/7).
Ia menjelaskan rumusan peta jalan mencantumkan strategi pengembangan ekowisata jangka pendek, menengah, dan panjang di Papua Barat.
Selain itu, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten, harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memahami konsep ekowisata secara baik.
"Saya lihat peran pemda belum maksimal, padahal ada banyak potensi ekowisata," ucap Descarlo Worabai yang juga dosen Fakultas Kehutanan Unipa itu.
Pengembangan ekowisata, kata dia, berdampak positif terhadap perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian alam dan lingkungan hingga masa mendatang.
Menurut dia, dengan adanya peta jalan pembangunan ekowisata, pemerintah daerah mudah mendapatkan bantuan fiskal dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.
"Pemerintah pusat biasanya menyetujui usulan jika ada konsep yang terstruktur, hanya saja daerah yang lambat merespons," kata dia.
Ia mengatakan Papua Barat memiliki banyak potensi ekowisata, seperti wisata alam Gunung Meja di Kabupaten Manokwari dan Danau Anggi di Pegunungan Arfak.
Pemanfaatan potensi wisata, katanya, harus dioptimalkan agar dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat yang selama ini bergantung terhadap sektor minyak dan gas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Papua Barat, yaitu industri pengolahan 29,56 persen, pertambangan dan penggalian 18,98 persen, dan konstruksi 11,71 persen.
"Dari road map (peta jalan) itu harus ada langkah konkret yang bisa ditindaklanjuti," kata dia di Manokwari, Senin (24/7).
Ia menjelaskan rumusan peta jalan mencantumkan strategi pengembangan ekowisata jangka pendek, menengah, dan panjang di Papua Barat.
Selain itu, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten, harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memahami konsep ekowisata secara baik.
"Saya lihat peran pemda belum maksimal, padahal ada banyak potensi ekowisata," ucap Descarlo Worabai yang juga dosen Fakultas Kehutanan Unipa itu.
Pengembangan ekowisata, kata dia, berdampak positif terhadap perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian alam dan lingkungan hingga masa mendatang.
Menurut dia, dengan adanya peta jalan pembangunan ekowisata, pemerintah daerah mudah mendapatkan bantuan fiskal dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.
"Pemerintah pusat biasanya menyetujui usulan jika ada konsep yang terstruktur, hanya saja daerah yang lambat merespons," kata dia.
Ia mengatakan Papua Barat memiliki banyak potensi ekowisata, seperti wisata alam Gunung Meja di Kabupaten Manokwari dan Danau Anggi di Pegunungan Arfak.
Pemanfaatan potensi wisata, katanya, harus dioptimalkan agar dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat yang selama ini bergantung terhadap sektor minyak dan gas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Papua Barat, yaitu industri pengolahan 29,56 persen, pertambangan dan penggalian 18,98 persen, dan konstruksi 11,71 persen.