Sragen (ANTARA) - Museum dan Cagar Budaya Sangiran mengapresiasi adanya penelitian Pertemuan Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) V 2023 dari enam perguruan tinggi dapat mendukung dalam pelestarian di kawasan situs prasejarah Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sejak tanggal 1 hingga 8 Agustus.
"Kami sangat mendukung PATI V dan luar biasa sehingga kami mempunyai teman untuk melestarikan kawasan prasejarah Sangiran ini, dan publikasinya semakin besar, tentang hal-hal pelestarian kawasan cagar budaya yang dilindungi," kata Kepala Museum dan Cagar Budaya Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, dalam konferensi Pers di Desa Manyarejo Plupuh Sragen, Selasa.
Pada PATI V, 2023 merupakan ajang perjumpaan penelitian di lapangan secara langsung yang melibatkan semua program studi Arkeologi dari enam universitas di Indonesia, yakni Universitas Jambi (UNJA), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Udayana (UNUD), Universitas Hasanudin (UNHAS), dan Universitas Halu Oleo (UHO).
Iskandar menyampaikan kegiatan PATI V yang digelar di Desa Manyrejo kawasan Sangiran tersebut sangat tepat dan pihaknya berharap ada lanjutannya dari kegiatan-kegiatan ini, akan tumbuh ahli-ahli Paleontologi atau ahli fosil yang baru. Karena ahli fosil di Indonesia masih sedikit dan bisa dihitung dengan jari
"Kegiatan PATI V di Desa Manyarejo sangat menguntungkan karena dapat terjalin antara museum dan Cagar Budaya Sangiran dengan masyarakat, karena saling mendukung dalam melestarikan kawasan prasejarah yang sudah diakui Dunia ini," kata Iskandar.
Sementara itu, Ochtri Agung Bawono selalu Koordinasi PATI V mengatakan PATI V diikuti enam perguruan tinggi di Indonesia . Perwakilan setiap program studi tersebut terdiri atas satu dosen pembimbing dan lima mahasiswa. PATI V, dilaksanakan di Situs Manyarejo, Kawasan Sangiran, Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Karakter situs yang merupakan kawasan situs prasejarah pleistosen atau 250.000 hingga 1,2 juta tahun yang lalu sebagai kawasan Cagar Budaya Warisan Dunia atau Word Heritage, memberikan pengalaman yang berbeda khususnya bagi dosen, peneliti dan mahasiswa arkeologi yang terlibat. Sejarah riset di wilayah ini menunjukkan temuan antara lain beberapa fosil fauna, fosil manusia, dan artefak paleolitik.
Bahkan, ada satu area banyak mengandung fosil yang tampak di permukaan tetapi tidak diambil dan dijadikan zona edukasi. Pentingnya situs tersebut sebagai bagian perjalanan panjang sejarah evolusi manusia serta budayanya juga keterlibatan pengakuan langsung peran masyarakat dalam suatu penelitian menjadi salah satu alasan untuk dijadikan lokasi dalam kegiatan kolaborasi PATI V.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MCB Sangiran apresiasi PATI V dukung pelestarian kawasan prasejarah
"Kami sangat mendukung PATI V dan luar biasa sehingga kami mempunyai teman untuk melestarikan kawasan prasejarah Sangiran ini, dan publikasinya semakin besar, tentang hal-hal pelestarian kawasan cagar budaya yang dilindungi," kata Kepala Museum dan Cagar Budaya Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, dalam konferensi Pers di Desa Manyarejo Plupuh Sragen, Selasa.
Pada PATI V, 2023 merupakan ajang perjumpaan penelitian di lapangan secara langsung yang melibatkan semua program studi Arkeologi dari enam universitas di Indonesia, yakni Universitas Jambi (UNJA), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Udayana (UNUD), Universitas Hasanudin (UNHAS), dan Universitas Halu Oleo (UHO).
Iskandar menyampaikan kegiatan PATI V yang digelar di Desa Manyrejo kawasan Sangiran tersebut sangat tepat dan pihaknya berharap ada lanjutannya dari kegiatan-kegiatan ini, akan tumbuh ahli-ahli Paleontologi atau ahli fosil yang baru. Karena ahli fosil di Indonesia masih sedikit dan bisa dihitung dengan jari
"Kegiatan PATI V di Desa Manyarejo sangat menguntungkan karena dapat terjalin antara museum dan Cagar Budaya Sangiran dengan masyarakat, karena saling mendukung dalam melestarikan kawasan prasejarah yang sudah diakui Dunia ini," kata Iskandar.
Sementara itu, Ochtri Agung Bawono selalu Koordinasi PATI V mengatakan PATI V diikuti enam perguruan tinggi di Indonesia . Perwakilan setiap program studi tersebut terdiri atas satu dosen pembimbing dan lima mahasiswa. PATI V, dilaksanakan di Situs Manyarejo, Kawasan Sangiran, Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Karakter situs yang merupakan kawasan situs prasejarah pleistosen atau 250.000 hingga 1,2 juta tahun yang lalu sebagai kawasan Cagar Budaya Warisan Dunia atau Word Heritage, memberikan pengalaman yang berbeda khususnya bagi dosen, peneliti dan mahasiswa arkeologi yang terlibat. Sejarah riset di wilayah ini menunjukkan temuan antara lain beberapa fosil fauna, fosil manusia, dan artefak paleolitik.
Bahkan, ada satu area banyak mengandung fosil yang tampak di permukaan tetapi tidak diambil dan dijadikan zona edukasi. Pentingnya situs tersebut sebagai bagian perjalanan panjang sejarah evolusi manusia serta budayanya juga keterlibatan pengakuan langsung peran masyarakat dalam suatu penelitian menjadi salah satu alasan untuk dijadikan lokasi dalam kegiatan kolaborasi PATI V.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MCB Sangiran apresiasi PATI V dukung pelestarian kawasan prasejarah