Gunungkidul (ANTARA) - Bupati Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sunaryanta mengimbau masyarakat melakukan efisiensi penggunaan air bersih mengantisipasi dampak fenomena El Nino.
Sunaryanta di Gunungkidul, Jumat, meyakini dampak dari El Nino tidak akan signifikan di wilayah tersebut.
"Namun demikian, kami mengimbau masyarakat melakukan antisipasi. Salah satunya dengan efisiensi penggunaan air," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, kondisi kekeringan di Gunungkidul belum begitu parah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul melaporkan distribusi air bersih kepada masyarakat sudah dilakukan sebanyak 65 tangki.
"Kami meyakini masyarakat Gunungkidul lebih siap menghadapi potensi krisis air bersih," katanya.
Sunaryanta mengatakan, saat ini di Gunungkidul sudah banyak wilayah yang teraliri sambungan pipa air bersih.
Belum lagi ada berbagai bantuan fasilitas air bersih dari berbagai pihak. Seperti 10 titik sumur bor bantuan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI yang diresmikan baru-baru ini.
"Bantuan-bantuan tersebut sangat membantu Gunungkidul," katanya.
Namun demikian, ia mengakui potensi kekeringan bisa berdampak ke berbagai sektor. Tak hanya kebutuhan rumah tangga sehari-hari, tapi juga ke pertanian hingga peternakan.
"Kami juga memastikan kesiapan untuk dropping (distribusi) air bersih," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono menyampaikan sejauh ini ada 28 ribu warga yang berpotensi terdampak kekeringan, tersebar di delapan kapanewon.
"Sejauh ini sudah empat kapanewon yang mengajukan permohonan dropping air bersih. Potensi kekeringan pun bisa meluas jika mengacu pada prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," katanya.
Sunaryanta di Gunungkidul, Jumat, meyakini dampak dari El Nino tidak akan signifikan di wilayah tersebut.
"Namun demikian, kami mengimbau masyarakat melakukan antisipasi. Salah satunya dengan efisiensi penggunaan air," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, kondisi kekeringan di Gunungkidul belum begitu parah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul melaporkan distribusi air bersih kepada masyarakat sudah dilakukan sebanyak 65 tangki.
"Kami meyakini masyarakat Gunungkidul lebih siap menghadapi potensi krisis air bersih," katanya.
Sunaryanta mengatakan, saat ini di Gunungkidul sudah banyak wilayah yang teraliri sambungan pipa air bersih.
Belum lagi ada berbagai bantuan fasilitas air bersih dari berbagai pihak. Seperti 10 titik sumur bor bantuan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI yang diresmikan baru-baru ini.
"Bantuan-bantuan tersebut sangat membantu Gunungkidul," katanya.
Namun demikian, ia mengakui potensi kekeringan bisa berdampak ke berbagai sektor. Tak hanya kebutuhan rumah tangga sehari-hari, tapi juga ke pertanian hingga peternakan.
"Kami juga memastikan kesiapan untuk dropping (distribusi) air bersih," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono menyampaikan sejauh ini ada 28 ribu warga yang berpotensi terdampak kekeringan, tersebar di delapan kapanewon.
"Sejauh ini sudah empat kapanewon yang mengajukan permohonan dropping air bersih. Potensi kekeringan pun bisa meluas jika mengacu pada prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," katanya.