Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempercepat pembangun jaringan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) di tiga kelurahan/desa untuk mengatasi krisis air di masyarakat.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Kamis, mengaku hari ini meresmikan pamsimas di tKelurahan Kampung, Kepanewon (Kecamatan) Ngawen, Kelurahan Bendung, Kepanewon Semin, dan Kelurahan Tegalrejo, Kepanewon Gedangsari.
"Kami berharap masyarakat penerima manfaat dapat semaksimal mungkin menggunakan bantuan tersebut. Selain itu pengelola diminta membuat manajemen dengan baik," kata dia.
Ia mengatakan saat pamsimas beroperasi akan ada perputaran uang daerah itu sehingga manajemen harus bisa menghindari perselisihan.
Ia juga menyatakan kondisi geografis Gunungkidul membuat pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengintervensi masalah air bersih. Namun, sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat membuat permasalahan air bersih di daerah itu dapat teratasi.
“Karena ini berbasis masyarakat saya minta dikelola oleh pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat dan diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Lurah Kampung Suparna mengatakan bantuan Pemkab Gunungkidul ini berhasil dinikmati 100 persen warga dengan total sambungan rumah (SR) mencapai 1.929 SR.
“Seratus persen sudah dirasakan oleh warga masyarakat,” kata dia.
Lurah Bendung Didik Rubiyanto mengatakan keberadaan pamsimas mengubah kebiasaan warga dari yang awalnya mengambil air dari jarak 1 kilometer saat ini hanya cukup memutar keran.
“Total bantuan SR ada 165 kini dapat dimanfaatkan 24 jam oleh masyarakat. Warga juga memanfaatkan pamsimas untuk menanam bawang merah seluas empat hektare di area sekitar bak,” kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Lurah Tegal Rejo Sarjono mengatakan bantuan pamsimas dan 165 SR dapat dirasakan oleh masyarakat di Pedukuhan Ketelo dan Gupit di daerah itu.
“Tidak menggunakan pompa seperti kelurahan lainnya. Di Tegalrejo hanya menggunakan gaya gravitasi,” kata dia.
Perwakilan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah, Indra Karta Sasmita, mengatakan total anggaran pembangunan pamsimas untuk enam kelurahan mencapai Rp2,4 miliar. Tahap pertama diresmikan tiga wilayah dan tahap kedua tiga wilayah.
“Masing-masing pamsimas dianggarkan Rp400 juta,” kata dia.
Pihaknya juga mengatakan pada 2024 pembangunan pamsimas dilanjutkan. Sejumlah wilayah sudah masuk dalam daftar dan akan menunggu proses verifikasi.
“Saya harapkan dijaga, dirawat, pelihara sehingga bermanfaat lebih lama dan berkelanjutan,” kata dia.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Kamis, mengaku hari ini meresmikan pamsimas di tKelurahan Kampung, Kepanewon (Kecamatan) Ngawen, Kelurahan Bendung, Kepanewon Semin, dan Kelurahan Tegalrejo, Kepanewon Gedangsari.
"Kami berharap masyarakat penerima manfaat dapat semaksimal mungkin menggunakan bantuan tersebut. Selain itu pengelola diminta membuat manajemen dengan baik," kata dia.
Ia mengatakan saat pamsimas beroperasi akan ada perputaran uang daerah itu sehingga manajemen harus bisa menghindari perselisihan.
Ia juga menyatakan kondisi geografis Gunungkidul membuat pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengintervensi masalah air bersih. Namun, sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat membuat permasalahan air bersih di daerah itu dapat teratasi.
“Karena ini berbasis masyarakat saya minta dikelola oleh pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat dan diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Lurah Kampung Suparna mengatakan bantuan Pemkab Gunungkidul ini berhasil dinikmati 100 persen warga dengan total sambungan rumah (SR) mencapai 1.929 SR.
“Seratus persen sudah dirasakan oleh warga masyarakat,” kata dia.
Lurah Bendung Didik Rubiyanto mengatakan keberadaan pamsimas mengubah kebiasaan warga dari yang awalnya mengambil air dari jarak 1 kilometer saat ini hanya cukup memutar keran.
“Total bantuan SR ada 165 kini dapat dimanfaatkan 24 jam oleh masyarakat. Warga juga memanfaatkan pamsimas untuk menanam bawang merah seluas empat hektare di area sekitar bak,” kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Lurah Tegal Rejo Sarjono mengatakan bantuan pamsimas dan 165 SR dapat dirasakan oleh masyarakat di Pedukuhan Ketelo dan Gupit di daerah itu.
“Tidak menggunakan pompa seperti kelurahan lainnya. Di Tegalrejo hanya menggunakan gaya gravitasi,” kata dia.
Perwakilan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah, Indra Karta Sasmita, mengatakan total anggaran pembangunan pamsimas untuk enam kelurahan mencapai Rp2,4 miliar. Tahap pertama diresmikan tiga wilayah dan tahap kedua tiga wilayah.
“Masing-masing pamsimas dianggarkan Rp400 juta,” kata dia.
Pihaknya juga mengatakan pada 2024 pembangunan pamsimas dilanjutkan. Sejumlah wilayah sudah masuk dalam daftar dan akan menunggu proses verifikasi.
“Saya harapkan dijaga, dirawat, pelihara sehingga bermanfaat lebih lama dan berkelanjutan,” kata dia.