Yogyakarta (ANTARA) - Donat premium ukuran raksasa Omaga asal Yogyakarta diluncurkan di Omaga Donuts & Coffee Jalan Candi Sambisari, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Peluncuran donat premium raksasa Omaga itu berbarengan dengan grand opening outlet pertama Omaga Donuts & Coffee di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Founder Omaga Maria Ristika Setia Aji atau akrab disapa Tika menuturkan outlet Omaga Donuts & Coffee mengusung konsep simple, dinamis, dan modern.

"Kami menyasar target pasar keluarga muda dan remaja," kata Tika yang membuka usaha donat ini bersama suaminya sekaligus co-founder Omaga, Pandhit Adinugraha.

Omaga, kata Tika, didirikan dengan perencanaan dan perjalanan yang cukup panjang.

Tika sendiri sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bisnis bakery menjabat sebagai COO merangkap R&D director, dan Pandhit sang suami memiliki pengalaman bisnis yang mumpuni di bidang creative, retail, FnB, dan digital marketing di Omaga menjabat sebagai CEO. 

Untuk dapat menjalankan operasional bisnis dengan baik, maka Tim Omaga juga diperkuat oleh karyawan-karyawan yang sangat berpengalaman dan terlatih di bidangnya. 

Walaupun baru membuka outlet pertama pada bulan ini, pengalaman membuat donat sudah dilakukan Tika sebelumnya selama 3-4 tahun terakhir. 

Tika sampai saat ini juga memiliki bakery yang bernama Mimiroti Cakery (ig: mimiroti.cakery). Bakery ini memiliki varian yang sangat banyak karena bakery ini merupakan supplier cake ke cafe-cafe, resto-resto dan instansi-instansi di area Yogyakarta dan sekitarnya. 

Mimiroti Cakery juga rutin membuka penjualan pre-order ke konsumen akhir.   

Selama membuka penjualan pre-order terdapat satu menu yang sangat sering ditanyakan konsumen, yaitu menu donat. 

Bahkan sering menu donat didaulat konsumen untuk dijual. Setelah kami cek di laporan penjualan, terbukti bahwa produk donat Mimiroti merupakan produk dengan revenue tertinggi. 

Berdasar latar belakang inilah Tika terpikir membuat brand dan outlet yang khusus menjual produk donat, sehingga konsumen mudah untuk mendapatkannya kapan saja dengan mudah. 

"Tujuan lain yang lebih esensial dengan hadirnya brand Omaga ini adalah kami ingin memiliki produk yang bisa menjadi sarana penyalur kebahagiaan dan sukacita baik antarkeluarga maupun sahabat," kata Tika.

Beberapa kalimat konsumen yang sampai saat ini terngiang karena sangat memotivasi, dan membuat kepercayaan diri Tika dan Pandhit berlipat untuk segera membuka outlet secara offline.

Pertanyaan itu antara lain: "Kak, kapan nih buka toko donatnya? Donat jualan kakak enak banget lho" chat salah satu konsumen melalui WhatsApp. 

Lalu ada, "Kalau kakak buka toko donat pasti aku order tiap hari kak". Dan salah satu yang provokatif adalah, "Donat buatan kakak jauh lebih enak dari *** (brand donat terkenal) lho. Buka outlet gih, biar ga perlu PO-PO (pesan melalui pre-order).
  
Lantas tidak hanya puas dengan hasil donat yang sudah bisa dihasilkan, walaupun sudah bisa diterima pasar, donat Omaga harus lebih enak daripada donat Mimiroti, bahkan harus bisa menjadi donat terenak di Yogyakarta. 

Untuk mempertajam tujuan tersebut, Tika belajar keberbagai macam tempat, hingga belajar ke luar negeri. Namun, tidak didapatkan ramuan resep yang sesuai harapan. 

"Proses research & development dilanjutkan di rumah, setelah beberapa waktu trial terus dilakukan untuk mendapatkan resep terbaik," kata Tika.  

Disepakati nama Omaga sebagai brand yang secara khusus menjual donat artisan premium yang dihadirkan dalam konsep kafe. Dimaksud artisan karena diproduksi secara manual, premium karena menggunakan bahan-bahan premium dan penjualannya dijual melalui outlet berbentuk kafe minimalis. 

Konsep kafe ini bermaksud untuk menjadikan Omaga tempat berkumpul bersama yang asyik dengan keluarga atau sahabat.  Karena dengan konsep kafe pula minuman kopi bisa menjadi pendamping utama yang sempurna untuk makanan donat. 

"Dengan harga mulai Rp8 ribuan kafe ini pun bisa menjadi pilihan nongkrong yang asyik," kata Tika.

Sebagai brand, Omaga memiliki misi untuk membahagiakan orang yang memakannya, sehingga Omaga juga dijadikan nama varian produk donat yang khas dan signature dari Omaga sendiri, yaitu donat ukuran raksasa. 

"Donat ukuran raksasa ini sangat cocok dikonsumsi rame-rame bersama keluarga tercinta atau sahabat tersayang," kata Tika.

Oleh karena itu, Omaga memiliki tagline, Donat Raksasa Nomor 1 di Indonesia. Donat raksasa di Omaga memiliki diameter 22 cm.

Keunggulan lain Omaga adalah topping donat yang sangat beragam dengan nama-nama yang unik, terdapat 36 varian topping yang bisa menjadi pilihan konsumen. 

Topping yang digunakan pun menggunakan bahan-bahan yang super premium untuk menjadikan donatnya benar-benar enak. Menu yang menjadi andalan dan terbukti menjadi best seller adalah Almond Factory, Crunchy Green Tea, Great Lotus, Milo Professor, Aku Dan Kau, dan Caramel Brietzel. 

Untuk minuman Omaga memiliki 12 menu minuman coffee based dan 14 minuman non-coffee. 

Yang merupakan menu minuman andalan Omaga adalah Omaga Coffee dan Sweet Sparkling Coffee. 

"Sebagai menu signature Omaga Coffee merupakan menu kopi susu hasil racikan barista kami yang dikurasi langsung oleh 25 orang, dan semuanya menyatakan menu tersebut enak," katanya.

Untuk menu yang non-coffee terdapat produk signature Matcha Latte dan Milo Crunch, yang dari sejak buka pertama (soft opening) langsung memiliki penggemar sendiri, terutama anak-anak. 

Berbagai kemudahan ditawarkan untuk konsumen-konsumen Omaga yaitu saat ini pembelian paket donat bisa dilakukan melalui GoFood, GrabFood, ShoppeeFood, dan order via WA Admin.  

Tidak hanya besar ukurannya, Omaga juga memiliki harapan dan cita-cita yang besar. Omaga tahun depan sudah ditargetkan dapat mengembangkan cabang ke Jakarta. Kemudian disusul pengembangan cabang ke berbagai kota di Indonesia. 

"Omaga harus bisa menjadi manfaat bagi banyak orang, bisa merekrut banyak karyawan dan pengembangan bisnisnya. Dan dapat lebih luas lagi menjadi alat yang dapat digunakan untuk membagikan kebahagiaan dan sukacita antara keluarga dan sahabat tercinta," kata Tika. 
 

Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024