Tokyo (ANTARA) - Jepang melakukan pertemuan informal dengan Korea Utara pada musim semi ini, yang tampaknya untuk membuat terobosan atas kebuntuan berkepanjangan terkait kasus penculikan warga negara Jepang pada masa lalu, menurut sumber yang mengetahui hal itu, Jumat.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bermaksud mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korut Kim Jong un, namun tampaknya tidak ada perkembangan lebih lanjut, menurut sumber itu. Jepang dan Korut tidak memiliki hubungan diplomatik.

Beberapa media menyatakan bahwa pejabat Jepang menghubungi pihak Korut pada Maret dan Mei, namun Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan "menahan diri membuat pernyataan karena sifat masalahnya" (yang sensitif).

Sementara Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa dan Ketua Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, yang juga menjabat sebagai menteri urusan penanganan penculikan, juga tidak mengklarifikasi mengenai kebenaran pertemuan itu dalam konferensi pers terpisah pada Jumat (29/9).

Isu mengenai penculikan warga negara Jepang oleh Korut pada 1970 dan 1980 menjadi sangat mendesak, mengingat bahwa para kerabat dari orang-orang yang hilang semakin menua.

Dalam sebuah acara di Tokyo pada Mei yang mencoba mengembalikan warga Jepang yang diculik, Kishida menunjukkan semangatnya untuk bertemu Kim guna menyelesaikan masalah tersebut dan meminta mengadakan negosiasi bilateral tingkat tinggi dengan Korut di bawah "kendali olehnya langsung".

Namun, seorang sumber diplomatik Jepang mengatakan “ada aturan untuk tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi,” yang menyiratkan adanya semacam kontak antara kedua negara.

Pemerintah Jepang telah mengidentifikasi 17 warganya yang telah diculik agen Korut dan menduga Pyongyang terkait dengan lebih banyak hilangnya warga Jepang.

Sumber: Kyodo-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jepang dan Korut bertemu informal, bahas kasus penculikan masa lalu

Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024