Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus memfasilitasi dan mendekatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan perbankan agar memiliki kepercayaan diri mengakses permodalan.
"Jumlah UMKM kita sekitar 128 ribu pelaku, permasalahan yang pertama, UMKM kita takut di modal, padahal modal sebetulnya hanya keberanian saja, makanya kami dorong, kami fasilitasi dekatkan dengan perbankan," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Senin.
Dia mengatakan, ketika para pelaku industri kreatif itu membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha, tinggal bagaimana mempunyai keberanian mengajukan, dan komitmen lebih dalam meningkatkan produksinya.
"Sekarang ini modal melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) itu murah banget, hanya 0,2 persen artinya Rp10 juta itu hanya Rp2.000 satu bulan, bagi UKM ini kesempatan murah banget, kami dorong kami fasilitasi ke sana," katanya.
Dia mengatakan, permasalahan yang kedua bagi UMKM adalah pasar, apalagi bagi pelaku industri kecil yang menjualnya hanya mengandalkan cata tradisional, sementara saat ini metode pemasaran semakin berkembang, salah satunya lewat daring atau online.
"Jadi sekarang ini persaingan dengan dunia luar itu sangat ketat, makanya kami memang banyak pelatihan bisnis online, karena pelatihan bisnis online saat ini sangat tepat, terutama bagi yang masih menjual secara tradisional," katanya.
Apalagi, kata dia, dari lebih dari 100 ribu pelaku UMKM tersebut, belum banyak yang menerapkan pemasaran produk lewat online atau dalam jaringan. Karena itu, pelatihan bisnis online, seperti yang dilakukan bagi pelaku UMKM di wilayah Imogiri beberapa waktu lalu terus diberikan.
Selain itu, kata dia, kualitas produk UMKM juga harus ditingkatkan, agar bisa bersaing dengan produk serupa dari daerah lain, bahkan luar negeri ketika ada produk yang serupa.
"Makanya yang harus kamilakukan adalah penguatan UMKM, kalau tidak kuat ya kalah saing dan kolaps semuanya, ini akan terus kami dorong baik dari sisi kualitas dan kuantitas kita, sehingga ketika dihujani dengan produk luar, produk kita tidak kalah," katanya.
"Jumlah UMKM kita sekitar 128 ribu pelaku, permasalahan yang pertama, UMKM kita takut di modal, padahal modal sebetulnya hanya keberanian saja, makanya kami dorong, kami fasilitasi dekatkan dengan perbankan," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Senin.
Dia mengatakan, ketika para pelaku industri kreatif itu membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha, tinggal bagaimana mempunyai keberanian mengajukan, dan komitmen lebih dalam meningkatkan produksinya.
"Sekarang ini modal melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) itu murah banget, hanya 0,2 persen artinya Rp10 juta itu hanya Rp2.000 satu bulan, bagi UKM ini kesempatan murah banget, kami dorong kami fasilitasi ke sana," katanya.
Dia mengatakan, permasalahan yang kedua bagi UMKM adalah pasar, apalagi bagi pelaku industri kecil yang menjualnya hanya mengandalkan cata tradisional, sementara saat ini metode pemasaran semakin berkembang, salah satunya lewat daring atau online.
"Jadi sekarang ini persaingan dengan dunia luar itu sangat ketat, makanya kami memang banyak pelatihan bisnis online, karena pelatihan bisnis online saat ini sangat tepat, terutama bagi yang masih menjual secara tradisional," katanya.
Apalagi, kata dia, dari lebih dari 100 ribu pelaku UMKM tersebut, belum banyak yang menerapkan pemasaran produk lewat online atau dalam jaringan. Karena itu, pelatihan bisnis online, seperti yang dilakukan bagi pelaku UMKM di wilayah Imogiri beberapa waktu lalu terus diberikan.
Selain itu, kata dia, kualitas produk UMKM juga harus ditingkatkan, agar bisa bersaing dengan produk serupa dari daerah lain, bahkan luar negeri ketika ada produk yang serupa.
"Makanya yang harus kamilakukan adalah penguatan UMKM, kalau tidak kuat ya kalah saing dan kolaps semuanya, ini akan terus kami dorong baik dari sisi kualitas dan kuantitas kita, sehingga ketika dihujani dengan produk luar, produk kita tidak kalah," katanya.