Yogyakarta (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan lidah elektronik atau electronic tongue (E-Tongue) untuk membantu masyarakat mengindetifikasi kualitas air minum.
Salah satu anggota tim mahasiswa Inna Sri Utami melalui keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan alat berbasis teknologi machine learning itu mampu mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum.
"Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum untuk memastikan apakah air tersebut layak dikonsumsi," kata Inna.
Menurut dia, E-Tongue adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menirukan kemampuan lidah manusia dalam mendeteksi rasa.
Dalam perkembangannya, teknologi tersebut telah diarahkan untuk mendeteksi senyawa kimia dalam cairan, termasuk air minum.
Dengan memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, kata dia, alat itu diharapkan dapat mengenali kandungan mineral dan logam berat dalam air secara cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi.
"Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air dapat membantu mencegah risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi logam berat," ujar Inna.
Inna beserta timnya berharap inovasi itu dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait pemantauan kualitas air.
Tantangan di masa depan, menurut dia, melibatkan implementasi teknologi ini dalam skala yang lebih luas, memastikan aksesibilitasnya, dan mendukung regulasi terkait.
"Harapannya teknologi ini dapat segera diimplementasikan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," kata Inna.
Pengembangan teknologi tersebut dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim UGM kembangkan lidah elektronik pendeteksi kualitas air minum
Salah satu anggota tim mahasiswa Inna Sri Utami melalui keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan alat berbasis teknologi machine learning itu mampu mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum.
"Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum untuk memastikan apakah air tersebut layak dikonsumsi," kata Inna.
Menurut dia, E-Tongue adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menirukan kemampuan lidah manusia dalam mendeteksi rasa.
Dalam perkembangannya, teknologi tersebut telah diarahkan untuk mendeteksi senyawa kimia dalam cairan, termasuk air minum.
Dengan memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, kata dia, alat itu diharapkan dapat mengenali kandungan mineral dan logam berat dalam air secara cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi.
"Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air dapat membantu mencegah risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi logam berat," ujar Inna.
Inna beserta timnya berharap inovasi itu dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait pemantauan kualitas air.
Tantangan di masa depan, menurut dia, melibatkan implementasi teknologi ini dalam skala yang lebih luas, memastikan aksesibilitasnya, dan mendukung regulasi terkait.
"Harapannya teknologi ini dapat segera diimplementasikan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," kata Inna.
Pengembangan teknologi tersebut dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim UGM kembangkan lidah elektronik pendeteksi kualitas air minum