Kulon Progo (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewaspadai potensi rendahnya partisipasi pemilih dari penyandang disabilitas pada Pemilu 2024 karena mayoritas adalah disabilitas politik yang kondisinya sudah tua dan sakit.
Anggota KPU Kulon Progo Hidayatut Toyyibah di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan tingkat partisipasi pemilih penyandang disabilitas pada Pemilu 2019 di Kulon Progo sangat rendah, yakni 42 persen, sedangkan target nasional 77 persen.
"Kami sangat khawatir dengan partisipasi disabilitas pada Pemilu 2024 karena sulit diantisipasi oleh KPU mengenai tanda adanya partisipasi masyarakat," kata Hidayatut.
Ia mengatakan KPU Kulon Progo bekerja sama dengan Lembaga Kajian Islam dan Sosial berupaya mendongkrak partisipasi disabilitas pada Pemilu 2024. KPU dibatasi oleh aturan dan tidak boleh melakukan mobilisasi.
KPU Kulon Progo juga bekerja sama dengan kelompok disabilitas desa untuk memaksimalkan peran organisasi itu dalam memastikan pemilih disabilitas, khususnya disabilitas fisik, agar bisa memilih dan memberikan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
"Itu yang kami usahakan melalui kerja sama dengan LKiS dan kelompok disabilitas desa," katanya.
Berdasarkan data KPU Kulon Progo, jumlah pemilih penyandang disabilitas sebanyak 4.721 orang. Jumlah ini meliputi disabilitas fisik sebanyak 1.879 orang, disabilitas mental 1.506 orang, disabilitas netra 475 orang, disabilitas wicara 376 orang, disabilitas intelektual 243 orang, dan disabilitas rungu 242 pemilih.
Ia mengatakan KPU Kulon Progo memberikan sosialisasi kepada para keluarga untuk membantu penyandang disabilitas fisik berat agar bisa hadir berpartisipasi ke tempat pemungutan suara (TPS).
Hal ini disebabkan metode TPS berjalan sulit dilakukan sehingga disabilitas fisik berat akan sulit untuk berpartisipasi di TPS.
"Kami memberikan sosialisasi kepada keluarga disabilitas soal hak pilih, sehingga mengantarkan disabilitas ke TPS pada saat pencoblosan," katanya.
Anggota Bawaslu Kulon Progo Isnaini mengatakan lembaganya memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.
"Kami berharap partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024 meningkat sehingga harapannya masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang," katanya.
Anggota KPU Kulon Progo Hidayatut Toyyibah di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan tingkat partisipasi pemilih penyandang disabilitas pada Pemilu 2019 di Kulon Progo sangat rendah, yakni 42 persen, sedangkan target nasional 77 persen.
"Kami sangat khawatir dengan partisipasi disabilitas pada Pemilu 2024 karena sulit diantisipasi oleh KPU mengenai tanda adanya partisipasi masyarakat," kata Hidayatut.
Ia mengatakan KPU Kulon Progo bekerja sama dengan Lembaga Kajian Islam dan Sosial berupaya mendongkrak partisipasi disabilitas pada Pemilu 2024. KPU dibatasi oleh aturan dan tidak boleh melakukan mobilisasi.
KPU Kulon Progo juga bekerja sama dengan kelompok disabilitas desa untuk memaksimalkan peran organisasi itu dalam memastikan pemilih disabilitas, khususnya disabilitas fisik, agar bisa memilih dan memberikan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
"Itu yang kami usahakan melalui kerja sama dengan LKiS dan kelompok disabilitas desa," katanya.
Berdasarkan data KPU Kulon Progo, jumlah pemilih penyandang disabilitas sebanyak 4.721 orang. Jumlah ini meliputi disabilitas fisik sebanyak 1.879 orang, disabilitas mental 1.506 orang, disabilitas netra 475 orang, disabilitas wicara 376 orang, disabilitas intelektual 243 orang, dan disabilitas rungu 242 pemilih.
Ia mengatakan KPU Kulon Progo memberikan sosialisasi kepada para keluarga untuk membantu penyandang disabilitas fisik berat agar bisa hadir berpartisipasi ke tempat pemungutan suara (TPS).
Hal ini disebabkan metode TPS berjalan sulit dilakukan sehingga disabilitas fisik berat akan sulit untuk berpartisipasi di TPS.
"Kami memberikan sosialisasi kepada keluarga disabilitas soal hak pilih, sehingga mengantarkan disabilitas ke TPS pada saat pencoblosan," katanya.
Anggota Bawaslu Kulon Progo Isnaini mengatakan lembaganya memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.
"Kami berharap partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024 meningkat sehingga harapannya masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang," katanya.