Gunungkidul (ANTARA) - Kelompok wanita tani di Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasuki panen raya bawang merah di lahan seluas 10 hektare dengan produktivitas 15,3 ton per hektare yang diharapkan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.
Panewu Semin Hariyanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan tiga kelompok tani (KWT) yang melakukan panen raya adalah KWT Sekar Dawe Bendung seluas empat hektare, KWT Setia Mekar Bulurejo seluas tiga hektare, dan KWT Sri Rejeki Bedil Kulon, Rejosari seluas tiga hektare.
"Produktivitas tanaman bawang merah di tiga KWT cukup bagus, yakni 15,3 ton per hektare. Kami sangat bersyukur, di masa kemarau panjang, masih ada petani yang panen bawang merah," kata Hariyanto.
Ia mengatakan KWT yang melakukan budi daya bawang merah mendapat bantuan program pengembangan kawasan kampung hortikultura komoditas bawang merah.
Kelompok mendapatkan bibit bawang merah varietas Sanren 686 encek atau kurang lebih 171.500 batang, Dolomit 850 kilogram, pupuk organik satu ton, pupuk NPK 220 Kg, serta pembenah tanah.
"Kami berharap di tiga KWT tersebut mendukung percepatan kawasan kampung hortikultura komoditas bawang merah di Semin," katanya.
Ketua KWT Setia Mekar Bulurejo Fitriyani mengatakan kegiatan ini dimulai dengan pendistribusian sarana produksi pada Agustus, dilanjutkan dengan distribusi bibit mulai 1 September dan secara bertahap dilakukan penanaman mulai 3 September 2023.
"Hasil panen secara ubinan mencapai 15,3 ton per hektare umbi basah. Ini dengan metode penanaman jarak tanam 15 x 15 cm," katanya.
Fitriya menjelaskan untuk mendapatkan hasil maksimal pemupukan dilakukan tiga kali yaitu pemupukan dasar dengan pemberian dolomit, pupuk organik dan NPK yang disebarkan merata pada bedengan, pemupukan susulan I pada umur 15 hari setelah tanam.
"Pemupukan susulan II pada umur 30 hari setelah tanam dengan NPK. Sedangkan Aplikasi POC dilakukan interval 7 hari sekali selama 3 kali," terangnya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan gerakan tanam menanam kebutuhan pokok memang perlu dilakukan. KWT juga dapat memanfaatkan tanah kosong dan menggunakan polybag.
"Tidak memandang musim, baik kemarau maupun hujan tanah tetap produktif. Kegiatan ini juga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga di Semin," kata Bupati.
Panewu Semin Hariyanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan tiga kelompok tani (KWT) yang melakukan panen raya adalah KWT Sekar Dawe Bendung seluas empat hektare, KWT Setia Mekar Bulurejo seluas tiga hektare, dan KWT Sri Rejeki Bedil Kulon, Rejosari seluas tiga hektare.
"Produktivitas tanaman bawang merah di tiga KWT cukup bagus, yakni 15,3 ton per hektare. Kami sangat bersyukur, di masa kemarau panjang, masih ada petani yang panen bawang merah," kata Hariyanto.
Ia mengatakan KWT yang melakukan budi daya bawang merah mendapat bantuan program pengembangan kawasan kampung hortikultura komoditas bawang merah.
Kelompok mendapatkan bibit bawang merah varietas Sanren 686 encek atau kurang lebih 171.500 batang, Dolomit 850 kilogram, pupuk organik satu ton, pupuk NPK 220 Kg, serta pembenah tanah.
"Kami berharap di tiga KWT tersebut mendukung percepatan kawasan kampung hortikultura komoditas bawang merah di Semin," katanya.
Ketua KWT Setia Mekar Bulurejo Fitriyani mengatakan kegiatan ini dimulai dengan pendistribusian sarana produksi pada Agustus, dilanjutkan dengan distribusi bibit mulai 1 September dan secara bertahap dilakukan penanaman mulai 3 September 2023.
"Hasil panen secara ubinan mencapai 15,3 ton per hektare umbi basah. Ini dengan metode penanaman jarak tanam 15 x 15 cm," katanya.
Fitriya menjelaskan untuk mendapatkan hasil maksimal pemupukan dilakukan tiga kali yaitu pemupukan dasar dengan pemberian dolomit, pupuk organik dan NPK yang disebarkan merata pada bedengan, pemupukan susulan I pada umur 15 hari setelah tanam.
"Pemupukan susulan II pada umur 30 hari setelah tanam dengan NPK. Sedangkan Aplikasi POC dilakukan interval 7 hari sekali selama 3 kali," terangnya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan gerakan tanam menanam kebutuhan pokok memang perlu dilakukan. KWT juga dapat memanfaatkan tanah kosong dan menggunakan polybag.
"Tidak memandang musim, baik kemarau maupun hujan tanah tetap produktif. Kegiatan ini juga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga di Semin," kata Bupati.