Doha (ANTARA) -
Untuk menandai ajang Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture, Museum Nasional Indonesia bekerja sama dengan Museum Nasional Qatar menggelar pameran bertema "Growing Kopi, Drinking Qahwa: Stories of Coffee in Qatar and Indonesia".
 
Saat memasuki pintu pameran, terdapat hiasan berupa daun dari pohon kopi yang menandai tema dari pameran tersebut.
 
Dipandu oleh pemandu museum Jassim Saeed Al Kuwari, di sesi awal, pengunjung diperlihatkan bagaimana kopi menjadi komoditi yang di bawa dari tiap negara sebagai barang pertukaran, dan memperkenalkan ragam jenis kopi seperti robusta, arabika dan liberica.


  Peta persebaran kopi di beberapa negara di pameran "Growing Kopi, Drinking Qahwa: Stories of Coffee in Qatar and Indonesia" di Museum Nasional Qatar, Selasa (28/11/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)
 
Jenis-jenis kopi diperkenalkan dari gambar ilustrasi yang ada di sana mulai dari bentuk daun, bunga hingga biji yang dihasilkannya.
 
Selanjutnya pengunjung akan masuk ke area yang menceritakan industri kopi yang berkembang di Arab dan peta persebarannya. Kopi juga diceritakan menjadi kegiatan yang menerapkan "cultuur-stelsel" di Indonesia, di mana saat itu Belanda memperkerjakan warga lokal untuk menanam kopi dan membuat perkebunan.
 
Di negara Timur Tengah, kopi dikenal dengan sebutan Qahwa, namun di berbagai negara kopi memiliki sebutannya masing-masing seperti Turki menyebutnya "Kahve", Belanda menyebutnya "Kaffe" dan Inggris "Coffee".
 
Qahwa sendiri merupakan kopi yang dibuat dari daun kopi robusta yang direbus di dalam bambu atau rotan lonjong dengan ukiran di sisinya. Daun kopi yang sudah direbus di saring menggunakan serat pohon palem lalu dituang ke dalam gelas yang terbuat dari cangkang kelapa dan dicampur dengan gula palem.
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenal budaya kopi Qatar dan Indonesia di Museum Nasional Qatar

Pewarta : Fitra Ashari
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024