Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan sebanyak 60 persen dari total 300an homestay atau rumah tinggal yang terdapat di desa wisata desa wisata daerah ini layak dikunjungi atau ditempati wisatawan internasional.
"Kalau di Bantul sementara tercatat 306 homestay dengan kapasitas 1.050 kamar, dan secara kuratif itu kurang lebih sekitar 60 persen layak untuk dikunjungi tamu tamu internasional," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Kamis.
Dia mengatakan, dengan demikian setidaknya kurang lebih sekitar 600 sampai 700 an kamar homestay cukup layak menerima wisatawan asing yang sedang menikmati desa wisata. Layak tersebut dilihat dari aspek utama yaitu kebersihan.
"Karena kalau homestay itu syarat utama bersih, fasilitas tidak harus mahal, tetapi syarat bersih, tidak berbau, tidak becek, dan tidak ada binatang yang tidak sesuai yang diinginkan. Jadi Insya Allah 60 persen kondisi homestay bersih, layak untuk dikunjungi internasional," katanya.
Meski demikian, kata dia, diakui keberadaan homestay tersebut belum merata di seluruh desa wisata atau pariwisata berbasis komunitas di Bantul, dalam arti ada desa wisata yang ada homestay kapasitas besar, namun ada desa wisata dengan ketersediaan homestay terbatas.
"Kalau homestay di desa wisata memang sebaran tidak merata, seperti di Desa Wisata Tembi itu yang terdaftar 63 homestay, kemudian di Desa Wisata Mangunan ada sekitar 32 homestay, di tempat lain seperti Desa Wukirsari baru ada 17 homestay," katanya.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, kalau untuk menerima kunjungan wisata dalam jumlah kecil di satu desa wisata masih kemungkinan menampung, akan tetapi untuk rombongan dengan jumlah ratusan wisatawan harus berbagi dengan desa wisata terdekat.
"Seperti beberapa waktu lalu ada lebih dari 50 orang datang ke Mangunan, akhirnya homestay gabung termasuk di Wukirsari karena area dekat. Dan ini yang dilakukan, bahwa pariwisata tidak hanya diikat ketika di situ harus menginap di situ saja, tetapi bisa sekitarnya dan ini mendukung sekali," katanya.
"Kalau di Bantul sementara tercatat 306 homestay dengan kapasitas 1.050 kamar, dan secara kuratif itu kurang lebih sekitar 60 persen layak untuk dikunjungi tamu tamu internasional," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Kamis.
Dia mengatakan, dengan demikian setidaknya kurang lebih sekitar 600 sampai 700 an kamar homestay cukup layak menerima wisatawan asing yang sedang menikmati desa wisata. Layak tersebut dilihat dari aspek utama yaitu kebersihan.
"Karena kalau homestay itu syarat utama bersih, fasilitas tidak harus mahal, tetapi syarat bersih, tidak berbau, tidak becek, dan tidak ada binatang yang tidak sesuai yang diinginkan. Jadi Insya Allah 60 persen kondisi homestay bersih, layak untuk dikunjungi internasional," katanya.
Meski demikian, kata dia, diakui keberadaan homestay tersebut belum merata di seluruh desa wisata atau pariwisata berbasis komunitas di Bantul, dalam arti ada desa wisata yang ada homestay kapasitas besar, namun ada desa wisata dengan ketersediaan homestay terbatas.
"Kalau homestay di desa wisata memang sebaran tidak merata, seperti di Desa Wisata Tembi itu yang terdaftar 63 homestay, kemudian di Desa Wisata Mangunan ada sekitar 32 homestay, di tempat lain seperti Desa Wukirsari baru ada 17 homestay," katanya.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, kalau untuk menerima kunjungan wisata dalam jumlah kecil di satu desa wisata masih kemungkinan menampung, akan tetapi untuk rombongan dengan jumlah ratusan wisatawan harus berbagi dengan desa wisata terdekat.
"Seperti beberapa waktu lalu ada lebih dari 50 orang datang ke Mangunan, akhirnya homestay gabung termasuk di Wukirsari karena area dekat. Dan ini yang dilakukan, bahwa pariwisata tidak hanya diikat ketika di situ harus menginap di situ saja, tetapi bisa sekitarnya dan ini mendukung sekali," katanya.