Jakarta (ANTARA) - Pakar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menganjurkan otoritas berwenang di Indonesia untuk mengadopsi strategi Singapura dalam merespons peningkatan kasus COVID-19.
"Pertama, mulai 19 Desember 2023, Pemerintah Singapura akan kembali memberikan laporan harian situasi COVID-19, jadi kurang lebih sama dengan keadaan ketika kasus sedang tinggi tahun-tahun yang lalu," kata Tjandra Yoga Aditama dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan informasi tersebut dapat memberikan gambaran kepada masyarakat perihal laju kasus COVID-19 di tanah air yang terjadi dari hari ke hari dan dapat mempersiapkan diri lebih baik.
Strategi berikutnya yang ditempuh Singapura adalah pengetatan anjuran penggunaan masker di tempat kerumunan, terutama saat berada di dalam ruangan, atau saat mengunjungi kelompok rentan.
"Pengetatan anjuran ini mungkin perlu juga dipertimbangkan di mana kita kalau memang kasus kita terus meningkat pula, dan datanya akan kita ketahui kalau memang sudah ada laporan harian seperti yang akan dilakukan Singapura," katanya.
Terakhir, kata Tjandra, Singapura mengingatkan warganya untuk tetap menjalankan vaksinasi COVID-19, sesuai dengan anjuran terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terbit Desember 2023.
Sejumlah vaksin yang dianjurkan Tjandra adalah jenis mRNA yang telah diproduksi di dalam negeri untuk booster atau vaksinasi ulang, atau menggunakan jenis vaksin bivalen atau vaksin khusus untuk varian XBB.
"Vaksinasi COVID-19 sesuatu yang sudah dilakukan juga oleh pemerintah kita termasuk yang diselenggarakan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor hari ini yang saya lihat sambil bersepeda tadi di Bundaran HI," katanya.
Kasus COVID-19 di Singapura terus meningkat. Sesudah pada November 2023 terjadi peningkatan kasus dua kali lipat dari 10.276 menjadi 22.094 pada 19--25 November 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar anjurkan Indonesia adopsi strategi Singapura tekan COVID-19
"Pertama, mulai 19 Desember 2023, Pemerintah Singapura akan kembali memberikan laporan harian situasi COVID-19, jadi kurang lebih sama dengan keadaan ketika kasus sedang tinggi tahun-tahun yang lalu," kata Tjandra Yoga Aditama dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan informasi tersebut dapat memberikan gambaran kepada masyarakat perihal laju kasus COVID-19 di tanah air yang terjadi dari hari ke hari dan dapat mempersiapkan diri lebih baik.
Strategi berikutnya yang ditempuh Singapura adalah pengetatan anjuran penggunaan masker di tempat kerumunan, terutama saat berada di dalam ruangan, atau saat mengunjungi kelompok rentan.
"Pengetatan anjuran ini mungkin perlu juga dipertimbangkan di mana kita kalau memang kasus kita terus meningkat pula, dan datanya akan kita ketahui kalau memang sudah ada laporan harian seperti yang akan dilakukan Singapura," katanya.
Terakhir, kata Tjandra, Singapura mengingatkan warganya untuk tetap menjalankan vaksinasi COVID-19, sesuai dengan anjuran terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terbit Desember 2023.
Sejumlah vaksin yang dianjurkan Tjandra adalah jenis mRNA yang telah diproduksi di dalam negeri untuk booster atau vaksinasi ulang, atau menggunakan jenis vaksin bivalen atau vaksin khusus untuk varian XBB.
"Vaksinasi COVID-19 sesuatu yang sudah dilakukan juga oleh pemerintah kita termasuk yang diselenggarakan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor hari ini yang saya lihat sambil bersepeda tadi di Bundaran HI," katanya.
Kasus COVID-19 di Singapura terus meningkat. Sesudah pada November 2023 terjadi peningkatan kasus dua kali lipat dari 10.276 menjadi 22.094 pada 19--25 November 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar anjurkan Indonesia adopsi strategi Singapura tekan COVID-19