Doha (ANTARA) - Hasil pertandingan timnas sepak bola Indonesia saat menghadapi Irak, Senin, tidak sesuai harapan dan kembali menasbihkan dominasi tim berjuluk Singa Mesopotamia itu atas Skuad Garuda.
Kekalahan 1-3 dari Irak pada laga pertama di babak penyisihan grup Piala Asia 2023 tidak sesuai harapan Pelatih Timnas Shin Tae-yong, yang beberapa hari sebelum pertandingan sempat menargetkan hasil imbang.
Sayangnya target tersebut tak tercapai, meski menurut para pemain sudah ada peningkatan dari kualitas performa dibandingkan pertemuan kontra Irak dua bulan sebelumnya di kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berakhir dengan skor 1-5.
Kekalahan timnas dari Irak menjadi pemicu pertanyaan besar apakah skuad asuhan pelatih asal Korea Selatan tersebut mampu tembus ke babak 16 besar dari turnamen sepak bola empat tahunan tersebut.
Belum lagi perolehan gol yang dicatatkan Irak juga dituding diwarnai kesalahan, karena adanya indikasi offside dari gol kedua yang dicetak Osama Rashid.
Adanya kejadian tersebut membuat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bereaksi keras. Setelah pertandingan, dengan segera mereka melayangkan surat protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Melalui Manajer Tim Endri Erawan, PSSI menggarisbawahi keputusan wasit Tantashev Ilgiz yang tidak membatalkan gol dari Osama Rashid meski sudah menggunakan peninjauan dari rekaman VAR.
Formulir protes tersebut diserahkan langsung ke match commissioner seusai pertandingan, Endri menyebutkan.
Meski surat protes tersebut tidak bisa mengubah hasil pertandingan, namun dengan adanya sikap tegas dari timnas diharapkan perangkat pertandingan selanjutnya bisa lebih tegas dan cermat dalam membuat keputusan.
Hasil minor tersebut tak disesali berlarut-larut oleh para pemain. Pelajaran dan evaluasi pun mereka petik dari pertandingan pertama yang berlangsung di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, tersebut.
Gelandang timnas Marselino Ferdinan mengatakan bahwa sudah tidak ada yang perlu disesali dari pertandingan kemarin. Marsel yang menjadi satu-satunya penyumbang gol bagi Indonesia itu merasa ia dan rekan-rekannya sudah bermain maksimal.
Memang, keunggulan Irak belum bisa dipatahkan oleh tim yang dikapteni Asnawi Mangkualam tersebut. Dari statistik terungkap penguasaan bola Irak mencapai 65,4 persen, sedangkan Indonesia hanya 34,6 persen.
Marselino yang ditemui usai pertandingan, menyebut Irak bukan lawan yang mudah ditaklukkan dan tampil luar biasa. Segala upaya dan antisipasi juga sudah dibuat, namun tetap saja semua dipatahkan tim lawan asuhan
Meski begitu, kebanggaan masih berada di benak para pemain karena bisa mewakili Indonesia kembali berlaga di Piala Asia setelah terakhir kali tampil di edisi 2007.
Berkaca dari pertandingan debut itu, Marselino menceritakan bahwa timnas segera berbenah dan menjadikan hasil kemarin sebagai pembelajaran untuk menghadapi Vietnam di laga kedua, Jumat.
Enjoy dan percaya diri
Agar lolos ke babak 16 besar, maka paling tidak Indonesia harus mengunci satu kemenangan. Kini peluang Indonesia untuk mendulang tiga poin penuh hanya tinggal dari kemenangan atas Vietnam.
Mengalahkan Vietnam adalah keharusan, karena lawan terakhir Indonesia di babak penyisihan Grup D adalah Jepang yang menjadi pemuncak peringkat di Benua Asia.
Dengan rekor mentereng yang dimiliki Jepang, yaitu sebagai juara Piala Asia terbanyak melalui empat gelar, peluang Indonesia untuk menyabet kemenangan sangat kecil.
Vietnam pun bukan lawan sembarangan. Mereka juga sudah menjalani laga pertamanya di fase grup dengan menghadapi Jepang, serta sukses menyajikan penampilan agresif atas tim berjuluk The Samurai Blue tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Skuad Garuda tumbuhkan optimisme jelang hadapi Vietnam
Kekalahan 1-3 dari Irak pada laga pertama di babak penyisihan grup Piala Asia 2023 tidak sesuai harapan Pelatih Timnas Shin Tae-yong, yang beberapa hari sebelum pertandingan sempat menargetkan hasil imbang.
Sayangnya target tersebut tak tercapai, meski menurut para pemain sudah ada peningkatan dari kualitas performa dibandingkan pertemuan kontra Irak dua bulan sebelumnya di kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berakhir dengan skor 1-5.
Kekalahan timnas dari Irak menjadi pemicu pertanyaan besar apakah skuad asuhan pelatih asal Korea Selatan tersebut mampu tembus ke babak 16 besar dari turnamen sepak bola empat tahunan tersebut.
Belum lagi perolehan gol yang dicatatkan Irak juga dituding diwarnai kesalahan, karena adanya indikasi offside dari gol kedua yang dicetak Osama Rashid.
Adanya kejadian tersebut membuat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bereaksi keras. Setelah pertandingan, dengan segera mereka melayangkan surat protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Melalui Manajer Tim Endri Erawan, PSSI menggarisbawahi keputusan wasit Tantashev Ilgiz yang tidak membatalkan gol dari Osama Rashid meski sudah menggunakan peninjauan dari rekaman VAR.
Formulir protes tersebut diserahkan langsung ke match commissioner seusai pertandingan, Endri menyebutkan.
Meski surat protes tersebut tidak bisa mengubah hasil pertandingan, namun dengan adanya sikap tegas dari timnas diharapkan perangkat pertandingan selanjutnya bisa lebih tegas dan cermat dalam membuat keputusan.
Hasil minor tersebut tak disesali berlarut-larut oleh para pemain. Pelajaran dan evaluasi pun mereka petik dari pertandingan pertama yang berlangsung di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, tersebut.
Gelandang timnas Marselino Ferdinan mengatakan bahwa sudah tidak ada yang perlu disesali dari pertandingan kemarin. Marsel yang menjadi satu-satunya penyumbang gol bagi Indonesia itu merasa ia dan rekan-rekannya sudah bermain maksimal.
Memang, keunggulan Irak belum bisa dipatahkan oleh tim yang dikapteni Asnawi Mangkualam tersebut. Dari statistik terungkap penguasaan bola Irak mencapai 65,4 persen, sedangkan Indonesia hanya 34,6 persen.
Marselino yang ditemui usai pertandingan, menyebut Irak bukan lawan yang mudah ditaklukkan dan tampil luar biasa. Segala upaya dan antisipasi juga sudah dibuat, namun tetap saja semua dipatahkan tim lawan asuhan
Meski begitu, kebanggaan masih berada di benak para pemain karena bisa mewakili Indonesia kembali berlaga di Piala Asia setelah terakhir kali tampil di edisi 2007.
Berkaca dari pertandingan debut itu, Marselino menceritakan bahwa timnas segera berbenah dan menjadikan hasil kemarin sebagai pembelajaran untuk menghadapi Vietnam di laga kedua, Jumat.
Enjoy dan percaya diri
Agar lolos ke babak 16 besar, maka paling tidak Indonesia harus mengunci satu kemenangan. Kini peluang Indonesia untuk mendulang tiga poin penuh hanya tinggal dari kemenangan atas Vietnam.
Mengalahkan Vietnam adalah keharusan, karena lawan terakhir Indonesia di babak penyisihan Grup D adalah Jepang yang menjadi pemuncak peringkat di Benua Asia.
Dengan rekor mentereng yang dimiliki Jepang, yaitu sebagai juara Piala Asia terbanyak melalui empat gelar, peluang Indonesia untuk menyabet kemenangan sangat kecil.
Vietnam pun bukan lawan sembarangan. Mereka juga sudah menjalani laga pertamanya di fase grup dengan menghadapi Jepang, serta sukses menyajikan penampilan agresif atas tim berjuluk The Samurai Blue tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Skuad Garuda tumbuhkan optimisme jelang hadapi Vietnam