Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat setempat tetap mewaspadai cuaca ekstrem dampak badai Siklon Tropis Anggrek meski diprediksi tidak separah siklon tropis sebelumnya.

"Masyarakat tetap harus mewaspadai dampak yang bisa ditimbulkan, karena sudah ada warning dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) terkait potensi cuaca ekstrem hingga 23 Januari 2024," kata Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah di Bantul, Minggu.



Menurut dia, badai Siklon Tropis Anggrek yang saat ini melanda sebagian wilayah Indonesia, termasuk Bantul jika dibandingkan dengan dampak badai siklon tropis Cempaka pada 2017, dan Siklon Tropis Savana pada 2019, masih belum seberapa.

"Dua siklon tropis terdahulu sampai ditetapkan status tanggap darurat, karena ada kejadian tanah longsor, banjir dan angin kencang, hampir berbarengan dalam satu waktu," katanya.

Namun demikian, dalam menghadapi dampak badai Siklon Tropis Anggrek saat ini, belum ada penetapan status tanggap darurat bencana, meski dalam dua hari terakhir ada kejadian pohon tumbang dan gerakan tanah hingga genangan air akibat cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang.

"Tetapi tetap diwaspadai dampaknya, contohnya pohon tumbang ya tetap ada, baliho-baliho APK (alat peraga kampanye) yang tumbang juga banyak," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol mengatakan masyarakat harus tetap waspada, terutama bila ada angin kencang dan hujan deras untuk menghindari pohon yang rimbun dan lebat maupun tiang listrik, termasuk baliho, karena kemungkinan roboh bila ada angin kencang. Banyak kejadian di pinggir jalan, juga menimpa rumah," katanya.



Dia menyebut, dampak cuaca ekstrem karena badai Siklon Tropis Anggrek di Bantul mengakibatkan lebih dari 100 pohon tumbang dan sejumlah gerakan tanah, dengan dampak kerusakan rumah, bangunan fasilitas publik, dan akses jalan.

"Tidak ada korban jiwa, namun ada tiga orang luka ringan. Kita terus mitigasi ke masyarakat agar ada kebersamaan antara relawan, FPRB, Babinkamtibmas, Babinsa, BPBD dan unsur-unsur yang lain dalam meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024