Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Cuk Supriyadi Ali Nandar mengemukakan bauran listrik hijau lebih dari 20 persen memungkinkan untuk dapat diwujudkan dengan memanfaatkan sejumlah teknologi tertentu.

Hal tersebut dikemukakannya dalam merespons hasil debat antara Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang digelar di Jakarta, Minggu (21/1) malam.

"Masih memungkinkan memperoleh bauran listrik hijau lebih dari 20 persen dengan memanfaatkan teknologi energy storage dan mengoptimalkan energi hijau yang tidak berfluktuasi seperti energi panas bumi, nuklir, hidro, biomass, dan lain-lain," katanya kepada ANTARA dikonfirmasi di Jakarta, Senin.  

Bahkan, dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, Cuk menilai penggunaan listrik hijau sebesar 100 persen juga memungkinkan dengan tetap memperhatikan trilemma energi yaitu Energy Equity atau energi yang disediakan dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang, Energy Security atau upaya penyediaan energi dengan tetap memperhatikan rantai pasok serta kemampuan memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan infrastruktur yang andal, dan Environmental Sustainability atau pembangunan infrastruktur berbasis energi terbarukan dan sumber energi rendah karbon lainnya serta peningkatan efisiensi energi (supply and demand).

"Selain itu, transisi energi menjadi energi baru terbarukan harus memperhatikan empat indikator utama untuk mencapai ketahanan energi nasional, yakni availability, accessibility, affordability dan acceptability," ujarnya.

Cuk juga mengungkapkan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya seperti di Waduk Cirata, Jawa Barat masih memungkinkan untuk direplikasi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia dengan diikuti studi terlebih dahulu baik dari sisi teknis, dampak lingkungan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain.



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN sebut bauran listrik hijau lebih dari 20 persen dapat diwujudkan

Pewarta : Sean Muhamad
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024