Jakarta (ANTARA) - Pengamat telekomunikasi menilai peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menjadi kunci dalam membangun kedaulatan manufaktur teknologi informasi (TI) di Indonesia.
"Yang utama memang kita membangun sumber daya manusianya dulu, itu yang paling mudah," ujar Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB Ian Josef Matheus Edward saat dihubungi ANTARA, Minggu (4/2) malam.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi jawaban calon presiden (capres) pada debat kelima Pemilu 2024 di Jakarta, Minggu (4/2) malam.
Salah satu sub tema yang dibahas pada debat tersebut adalah teknologi informasi. Adapun panelis menanyakan tentang langkah strategis pasangan calon dalam membangun kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto meyakini strategi untuk mengurangi ketergantungan pada impor gawai di Indonesia ialah membangun pabrik yang memproduksi gawai (smartphone) di dalam negeri.
Selain itu, dia juga meyakini kebijakan yang perlu ditempuh harus menyasar sampai akar, yaitu meningkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Menurut Ian, peningkatan SDM di bidang STEM memang perlu diperkuat untuk menghasilkan para "brainware" anak bangsa yang mumpuni.
"Brainware" merupakan istilah untuk individu yang terlibat dalam pengoperasian sistem pada perangkat komputer.
Dia mengatakan Indonesia memiliki banyak SDM di bidang TI yang kini bekerja di berbagai perusahaan teknologi global terkemuka.
Mereka memiliki potensi besar di bidangnya yang bisa dimanfaatkan untuk membangun industri manufaktur TI di dalam negeri.
Dia menilai, salah satu industri manufaktur TI yang bisa dikembangkan di tanah air adalah semikonduktor, yang merupakan komponen penting pada perangkat elektronik seperti ponsel pintar dan komputer.
"Kita bisa lakukan pembangunan pabrik semikonduktor di Indonesia. Lalu kita bangun industrinya. Tapi apakah kita mau semuanya pekerjanya dari luar? Kan enggak. Makanya harus kita siapkan dulu orang-orangnya adalah orang-orang kita," kata Ian.
Dia menambahkan bahwa dengan memiliki pabrik semikonduktor, ke depan Indonesia akan lebih mudah dalam membangun industri manufaktur TI seperti pabrik gawai dan produk elektronik lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat nilai peningkatan SDM kunci bangun kedaulatan manufaktur TI
"Yang utama memang kita membangun sumber daya manusianya dulu, itu yang paling mudah," ujar Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB Ian Josef Matheus Edward saat dihubungi ANTARA, Minggu (4/2) malam.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi jawaban calon presiden (capres) pada debat kelima Pemilu 2024 di Jakarta, Minggu (4/2) malam.
Salah satu sub tema yang dibahas pada debat tersebut adalah teknologi informasi. Adapun panelis menanyakan tentang langkah strategis pasangan calon dalam membangun kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto meyakini strategi untuk mengurangi ketergantungan pada impor gawai di Indonesia ialah membangun pabrik yang memproduksi gawai (smartphone) di dalam negeri.
Selain itu, dia juga meyakini kebijakan yang perlu ditempuh harus menyasar sampai akar, yaitu meningkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Menurut Ian, peningkatan SDM di bidang STEM memang perlu diperkuat untuk menghasilkan para "brainware" anak bangsa yang mumpuni.
"Brainware" merupakan istilah untuk individu yang terlibat dalam pengoperasian sistem pada perangkat komputer.
Dia mengatakan Indonesia memiliki banyak SDM di bidang TI yang kini bekerja di berbagai perusahaan teknologi global terkemuka.
Mereka memiliki potensi besar di bidangnya yang bisa dimanfaatkan untuk membangun industri manufaktur TI di dalam negeri.
Dia menilai, salah satu industri manufaktur TI yang bisa dikembangkan di tanah air adalah semikonduktor, yang merupakan komponen penting pada perangkat elektronik seperti ponsel pintar dan komputer.
"Kita bisa lakukan pembangunan pabrik semikonduktor di Indonesia. Lalu kita bangun industrinya. Tapi apakah kita mau semuanya pekerjanya dari luar? Kan enggak. Makanya harus kita siapkan dulu orang-orangnya adalah orang-orang kita," kata Ian.
Dia menambahkan bahwa dengan memiliki pabrik semikonduktor, ke depan Indonesia akan lebih mudah dalam membangun industri manufaktur TI seperti pabrik gawai dan produk elektronik lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat nilai peningkatan SDM kunci bangun kedaulatan manufaktur TI