Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) inisiasi pemanfaatan pengetahuan lokal untuk pengurangan risiko bencana bagi kelompok rentan dengan menggunakan teknologi informasi.
"Program akuisisi pengetahuan lokal kami itu sebenarnya sudah cukup banyak ada ratusan. Sebagian dari itu sangat relevan dengan mitigasi bencana," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN manfaatkan pengetahuan lokal untuk kurangi risiko bencana
"Program akuisisi pengetahuan lokal kami itu sebenarnya sudah cukup banyak ada ratusan. Sebagian dari itu sangat relevan dengan mitigasi bencana," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Handoko menuturkan Indonesia yang merupakan negara maritim khatulistiwa adalah pasar bencana, sehingga butuh adaptasi dan mitigasi untuk meminimalisir jatuhnya korban.
BRIN mengakomodir berbagai pengetahuan lokal dari masyarakat untuk dipublikasikan, baik dalam bentuk buku ataupun produk audio-visual agar bisa menjadi bahan pembelajaran dalam menghadapi kondisi bencana.
"Itulah perlunya bekerja sama dengan Kementerian PPPA, BNPB, Kemendikbud bagaimana bisa melestarikan local wisdom itu dalam berbagai bentuk dan nanti bisa dimasukkan sebagai muatan tambahan di pelajaran-pelajaran sekolah," kata Handoko.
Sejak 2022, BRIN telah menyelenggarakan program akuisisi pengetahuan lokal yang bertujuan mendokumentasikan dan menyebarluaskan berbagai konten pengetahuan lokal sebagai sumber literasi ilmu pengetahuan bagi publik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN manfaatkan pengetahuan lokal untuk kurangi risiko bencana