Yogyakarta (ANTARA) - Industri furnitur Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif sebagai salah satu sektor hilir padat karya yang berorientasi ekspor. Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Bayu Fajar Nugroho menyebutkan industri ini berkontribusi signifikan terhadap sektor nonmigas.
"Industri furnitur merupakan salah satu sektor hilir padat karya yang berorientasi ekspor dan secara nyata memberikan dampak positif bagi sektor nonmigas, yang kami catat mencapai 17,31 persen," kata Bayu di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Minggu (8/3/2025).
Kemenperin mengapresiasi kolaborasi antara asosiasi furnitur dan kerajinan dalam mendorong nilai ekspor serta memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Salah satu langkah yang diambil adalah melalui pameran Jogja Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) yang digelar di JEC pada 8-11 Maret 2025.
Menurut data Kemenperin, industri furnitur menyumbang 1,2 persen terhadap perekonomian nasional dengan nilai ekspor mencapai 1,91 miliar dolar AS, naik 3,2 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Trennya masih bagus meskipun ada beberapa hambatan, tetapi secara keseluruhan masih menunjukkan pertumbuhan positif," kata Bayu.
Baca juga: Pemkab Bantul harap pelatihan operator furniture siapkan SDM berdaya saing
Saat ini, ekspor furnitur Indonesia masih didominasi oleh pasar Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, namun negara-negara di Asia Selatan seperti India serta kawasan Afrika mulai menjadi target ekspansi pasar baru.
Bayu mengungkapkan bahwa menurut data Expert Market Research, pasar furnitur global pada 2024 mencapai 660,35 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 49 persen. Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar internasional.
"Saat ini Indonesia baru mengisi 0,28 persen dari pasar global. Artinya, masih ada ruang sangat besar untuk meningkatkan ekspor," jelasnya.
Selain itu, kondisi pasar dalam negeri juga mendukung pertumbuhan industri ini. Berdasarkan data Kemenperin, indeks kepercayaan industri sepanjang 2024 tercatat di angka 53,15, menunjukkan masih adanya potensi pertumbuhan.
"Selama indeks di atas 50, artinya industri masih berkembang. Jika di bawah 50, itu menandakan kontraksi akibat penurunan permintaan," pungkasnya.
Baca juga: Pemkab Bantul: Diklat Finishing Furniture meningkatkan kompetensi SDM industri
Baca juga: Menkop UKM : dan furniture menjadi unggulan ekspor Indonesia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin: Furnitur salah satu industri hilir berorientasi ekspor