Yogyakarta (ANTARA) - Unifikasi data dinilai menjadi faktor kunci bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah, karena unifikasi data akan membuat pemerintah mengambil keputusan yang lebih akurat dan efektif sehingga dampaknya akan langsung bisa dirasakan masyarakat.
Hal itu terungkap dalam diskusi internal Volantis Technology baru-baru ini di kantor Volantis di Yogyakarta.
Dalam paparannya, CEO Volantis Technology Bachtiar Rifai menyatakan bahwa unifikasi data dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan terhubung karena informasi dari semua kementerian atau departemen atau dinas bisa dibaca secara bersama-sama.
"Misalnya, menganalisis pola panen antar daerah, perdagangan, dan konsumsi masyarakat dapat memprediksi tingkat ketersediaan pangan dan harga pangan kita dan apakah perlu impor atau tidak kalau impor berapa?. Demikian pula menganalisis data kesehatan masyarakat dapat membantu mengidentifikasi potensi wabah dan menginformasikan tindakan pencegahan," katanya.
Menurut dia, formulasi kebijakan, peningkatan alokasi sumber daya, transparansi, dan analisis prediktif dapat membantu mengatasi isu-isu yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dia menegaskan bahwa unifikasi data, yang melibatkan penggabungan data dari berbagai sumber menjadi satu platform terpadu, dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan informasi pemerintah.
Bachtiar juga menyoroti peran unifikasi data dalam mendukung proyek-proyek infrastruktur dan kebijakan pangan nasional. Namun, dia mengingatkan, unifikasi data bukanlah solusi ajaib, namun memerlukan komitmen dan keandalan dalam mengolah big data, AI, dan machine learning.
"Kami di Volantis Technology berkomitmen untuk berkontribusi pada transformasi Indonesia baik di sektor bisnis maupun pemerintahan. Teknologi yang kami kembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan pola transformasi pemerintahan kita yang biasanya ingin perubahan itu terjadi gradual dan pasti," tutur Bachtiar yang meraih gelar sarjananya di Ilmu Fisika UGM dan gelar master di bidang Informasi System Teknologi Sub Bidang Startup Technology dari ITS.
Hal itu terungkap dalam diskusi internal Volantis Technology baru-baru ini di kantor Volantis di Yogyakarta.
Dalam paparannya, CEO Volantis Technology Bachtiar Rifai menyatakan bahwa unifikasi data dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan terhubung karena informasi dari semua kementerian atau departemen atau dinas bisa dibaca secara bersama-sama.
"Misalnya, menganalisis pola panen antar daerah, perdagangan, dan konsumsi masyarakat dapat memprediksi tingkat ketersediaan pangan dan harga pangan kita dan apakah perlu impor atau tidak kalau impor berapa?. Demikian pula menganalisis data kesehatan masyarakat dapat membantu mengidentifikasi potensi wabah dan menginformasikan tindakan pencegahan," katanya.
Menurut dia, formulasi kebijakan, peningkatan alokasi sumber daya, transparansi, dan analisis prediktif dapat membantu mengatasi isu-isu yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dia menegaskan bahwa unifikasi data, yang melibatkan penggabungan data dari berbagai sumber menjadi satu platform terpadu, dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan informasi pemerintah.
Bachtiar juga menyoroti peran unifikasi data dalam mendukung proyek-proyek infrastruktur dan kebijakan pangan nasional. Namun, dia mengingatkan, unifikasi data bukanlah solusi ajaib, namun memerlukan komitmen dan keandalan dalam mengolah big data, AI, dan machine learning.
"Kami di Volantis Technology berkomitmen untuk berkontribusi pada transformasi Indonesia baik di sektor bisnis maupun pemerintahan. Teknologi yang kami kembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan pola transformasi pemerintahan kita yang biasanya ingin perubahan itu terjadi gradual dan pasti," tutur Bachtiar yang meraih gelar sarjananya di Ilmu Fisika UGM dan gelar master di bidang Informasi System Teknologi Sub Bidang Startup Technology dari ITS.