Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Franto Novico mengatakan upaya mitigasi menjadi cara paling ampuh menekan angka korban jiwa akibat sapuan gelombang tsunami.
 
"Tsunami adalah bencana yang cukup jarang terjadi dan cukup sulit untuk dipahami," ujarnya dalam lokakarya mengupas tentang bahaya tsunami yang dipantau di Jakarta, Jumat.
 
Franto menuturkan 20 tahun lalu hanya sedikit orang yang mengetahui apa itu tsunami. Namun, peristiwa gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004 telah membuka mata umat manusia modern di seluruh dunia tentang betapa bahayanya bencana tersebut.
 
Ketika tsunami Samudera Hindia menyapu Banda Aceh, orang-orang masih belum menyiapkan upaya mitigasi. Bahkan, bencana tsunami tersebut membuat Pulau Sumatera hampir hancur total.
 
 
Episentrum gempa bumi yang terletak di lepas pantai barat Pulau Sumatra telah menciptakan gelombang tsunami dahsyat yang meluas hingga ke Sri Langka, India, dan Thailand. Bencana alam itu menewaskan sekitar 230.000 jiwa di 14 negara yang memiliki pantai, dan Indonesia adalah negara paling parah terdampak tsunami.

Franto menuturkan beberapa metode kini digunakan untuk melihat skenario tsunami dan melihat lokasi, bukan melakukan prediksi.
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN ingatkan pentingnya mitigasi menghadapi bencana tsunami

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024