Yogyakarta (ANTARA) - Perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi Ninja Xpres siap membantu pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) di Yogyakarta dengan mendorong independensi UKM melalui pemanfaatan social commerce.

Ninja Xpress meluncurkan hasil riset Suara UKM Negeri Vol 4 yang membahas tentang "Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia". Bekerja sama dengan Milieu Insight, studi ini melibatkan lebih dari 600 responden yang berasal dari para pelaku UKM yang berjualan secara online untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pemanfaatan social commerce untuk menjangkau target market dan meningkatkan penjualan.

"Istilah social commerce merupakan platform yang dimulai dari unsur sosial dan digunakan untuk mengembangkan basis pengguna sehingga dapat dimonetisasi untuk berjualan," kata Head of Public Relations Ninja Xpress Ribka Pratiwi di Yogyakarta, Kamis.

Berdasarkan riset Suara UKM Negeri Vol 3 tentang "Bagaimana Masa Depan pembelanja online atau e-shopper di Indonesia?" Menemukan mengenai kelompok E-Shopaholics yang merupakan kelompok pembeli online (e-shoppers) yang sudah terbiasa dan terus menerus berbelanja online. 

Dalam riset tersebut ditemukan bahwa media sosial adalah mesin pencari masa kini bagi para e-shopaholics dan mereka terbiasa berbelanja multi-platform yaitu di marketplace ataupun di social media.

Data tersebut juga didukung oleh "Bold Moves: Leading Southeast Asia's next wave of consumer growth" yang menemukan bahwa sosial media tidak hanya menjadi platform berjejaring tetapi juga untuk mencari sebuah informasi sehingga berdampak pada penentuan keputusan seseorang. 

Ribka menjelaskan bahwa era digital adalah era yang dinamis dan transformatif, kerap mengalami perubahan. Pelaku UKM tidak lagi disarankan untuk bergantung kepada salah satu platform belanja atau transaksi online. Strategi  multi- platform dapat meminimalisir dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu.

"Untuk itu kami juga mendorong pelaku UKM untuk terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs online UKM-nya masing-masing dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan para pelaku UKM, Ninja Xpress menghadirkan layanan pembuatan website bagi para pelaku UKM sehingga mereka dapat memiliki their own platform yang memberikan akses bagi mereka untuk mengembangkan bisnis dan memaksimalkan penjualan di social media mereka.

Selain itu, layanan photo/video produk untuk pembuatan konten yang disediakan oleh Ninja Xpress diharapkan dapat membantu relevansi antara konten dengan produk yang dijual oleh UKM tersebut. 

Untuk mengetahui lebih lengkap terkait social commerce, Ninja Xpress melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 4  memberikan insight tentang social commerce dan menemukan tiga alasan mengapa social commerce penting dalam mendukung peningkatan penjualan yang di antaranya 

Audiens: Social commerce memiliki audiens yang lebih luas dari marketplace 
Sekitar 48 persen seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti dampak dari banyaknya pengikut dan konten buatan UKM, yang dimanfaatkan untuk membangun database dari konsumen. Oleh karena itu, UKM mengatakan ada lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. 

Relevansi: Social commerce mempermudah UKM menemukan target audience mereka dengan konten yang relevan
Sekitar 37 persen seller mengatakan bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan. Ketika sebagian besar orang mengunjungi platform social-first, biasanya mereka ingin mencari hiburan. 

Diversifikasi: Social commerce membantu melakukan diversifikasi sehingga dapat menjangkau lebih banyak pembeli
Sekitar 34 persen dari seller mengatakan bahwa mereka perlu mendiversifikasi kanal penjualan mereka untuk menargetkan audiens yang lebih beragam. 

Selain peluang yang hadir dari platform social commerce, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM untuk memaksimalkan pemanfaatan social commerce seperti adalah  50 persen dari seller menyampaikan bahwa mereka masih memiliki kesulitan untuk membuat konten yang efektif, 48 persen dari seller juga mengatakan sulit untuk mengejar algoritma platform yang terus berubah. 

Agatalika Dewa, PIC Ekspedisi dari Bolosego yang merupakan UKM asal Yogyakarta yang menjual berbagai produk frozen food olahan daging seperti oseng mercon, iga mercon, dan rendang mengungkapkan bahwa sebagai UKM yang berdiri disaat pandemi, social commerce menjadi platform pemasaran dan penjualan pertama Bolosego.

"Awalnya kami memulai bisnis berjualan frozen food di Facebook, dan kini sudah berkembang pesat di platform social commerce lainnya yaitu Tiktok Shop. Melihat transaksi penjualan, kami juga mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar ketika berjualan di social commerce Tiktok Shop, sehingga social commerce memberikan kami ruang untuk exsplorasi dan sangat nyaman digunakan oleh para pelaku UKM yang masih merintis untuk mengembangkan usahanya," kata dia.

Namun selain peluang yang didapatkan melalui pemanfaatan social commerce, ia menambahkan bahwa mereka juga mengalami tantangan dalam pemanfaatan social commerce khususnya dalam proses produksi konten dan juga memagami algoritma sosial media yang seringkali berubah. Melihat tantangan tersebut, Ninja Xpress sebagai sahabat UKM juga menyediakan fasilitas Foto dan Video Produk untuk mendukung para pelaku UKM dalam membuat konten di social commerce. 

Selain mendukung para pelaku UKM dalam mempromosikan produk mereka, Ninja Xpress juga terus berupaya memberikan layanan pengiriman melalui ekosistem pengiriman yang terintegrasi dengan menyediakan 6 mesin DWS di seluruh Warehouse wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta milik Ninja Xpress yang digunakan untuk menimbang paket dengan akurat dan juga tetap menjaga Service Level Agreement (SLA) di atas 97 persen untuk mendukung paket sampai tujuan dari dan ke Yogyakarta dengan tepat waktu.
 

Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024