Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai akses internet eksisting yang mengandalkan teknologi transmisi gelombang radio atau radio frequency (RF), seperti bluetooth, zigbee, LoRaWAN, wifi, NB-IoT, 4G dan lain-lain sudah tidak lagi relevan.
"Dilihat dari spektrum elektromagnetik, RF memiliki bandwidth 40 GHz, dan ini sudah hampir penuh. Karena itu, muncul riset visible light communication (VLC), yang memanfaatkan spektrum cahaya tampak untuk komunikasi," kata Peneliti Pusat Riset Elektronika BRIN Rahmayati dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN nilai transmisi gelombang radio tak lagi relevan untuk internet
"Dilihat dari spektrum elektromagnetik, RF memiliki bandwidth 40 GHz, dan ini sudah hampir penuh. Karena itu, muncul riset visible light communication (VLC), yang memanfaatkan spektrum cahaya tampak untuk komunikasi," kata Peneliti Pusat Riset Elektronika BRIN Rahmayati dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Para peneliti melihat peluang ke frekuensi yang lebih tinggi, yaitu visible light atau cahaya tampak yang memiliki bandwidth sepuluh ribu kali lipat dari transmisi gelombang radio. Bahkan, teknologi itu belum banyak digunakan untuk komunikasi.
Rahmayati mengatakan bila hanya mengandalkan radio frekuensi saja tidak cukup dan menggiring kepada krisis spektrum.
Jika kondisi itu terus dibiarkan, maka semakin lama tidak akan cukup karena yang menggunakan semakin banyak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN nilai transmisi gelombang radio tak lagi relevan untuk internet