Jakarta (ANTARA) - Ekonom Josua Pardede mengatakan konflik Iran dan Israel jika semakin meningkat akan memicu kenaikan harga minyak dunia dan emas.
"Perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Kepala ekonom Bank Permata itu menuturkan saat ini harga minyak mentah Brent telah mencapai sekitar 90 dolar AS per barel.
Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di 2023.
Indonesia merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN sehingga akan terdampak jika terjadi kenaikan harga minyak dunia yang signifikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom: Konflik Iran-Israel akan picu kenaikan harga minyak dan emas
"Perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Kepala ekonom Bank Permata itu menuturkan saat ini harga minyak mentah Brent telah mencapai sekitar 90 dolar AS per barel.
Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di 2023.
Indonesia merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN sehingga akan terdampak jika terjadi kenaikan harga minyak dunia yang signifikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom: Konflik Iran-Israel akan picu kenaikan harga minyak dan emas