Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melatih 50 anak muda setempat menjadi barista atau penyaji kopi untuk mendukung pengembangan pariwisata dan melahirkan wirausaha mandiri.
Kadispora Gunungkidul Supriyanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan peserta pelatihan yakni anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) 20 orang, karang taruna 20 orang, dan dari pondok pesantren 10 orang.
"Harapan kami anak muda memiliki inspirasi bagaimana mengolah kopi dan mengembangkan usaha kopi yang saat ini masih menjanjikan," kata Supriyanto.
Ia mengatakan pelatihan yang diberikan meliputi teori tentang kewirausahaan yang mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi serta pelatihan pengolahan dan penyajian kopi dari salah satu pemilik kafe di Gunungkidul.
Ia mengatakan elalui pelatihan ini peserta juga mendapatkan alat kopi senilai masing masing Rp1 juta.
"Globalisasi dan arus perubahan menuntut anak muda untuk kreatif, kami berharap pelatihan barista ini dapat menjadi bekal mereka meningkatkan perekonomian," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap peserta mampu menangkap peluang bisnis dari tren ini, sebab, penyajian kopi sudah banyak ragamnya dengan berbagai cita rasa terbaik.
"Saya ingin ada startup yang justru muncul dari Gunungkidul, ini tidak menutup kemungkinan datang dari peserta pelatihan kopi ini," kata Sunaryanta.
Menurutnya untuk menjadi pengusaha yang andal butuh konsistensi diri. Jika ditekuni, dikembangkan, dilakukan dengan telaten, usaha kopi dapat meningkatkan perekonomian dan tentu saja akan berdampak pada pengurangan pengangguran.
"Kopi ini sangat menjanjikan, apalagi di era digitalisasi kita bisa bebas membranding melalui media sosial," katanya.
Ia juga mengatakan sudah bekerja sama dengan UGM dalam upaya pengembangan tanaman kopi di Gunungkidul, salah satunya dikembangkan di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.
"Sudah kami mulai penanaman kopi, tapi masih spot-spot, salah satunya di Nglipar dan Ngawen ini akan terus kami kembangkan," katanya.
Kadispora Gunungkidul Supriyanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan peserta pelatihan yakni anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) 20 orang, karang taruna 20 orang, dan dari pondok pesantren 10 orang.
"Harapan kami anak muda memiliki inspirasi bagaimana mengolah kopi dan mengembangkan usaha kopi yang saat ini masih menjanjikan," kata Supriyanto.
Ia mengatakan pelatihan yang diberikan meliputi teori tentang kewirausahaan yang mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi serta pelatihan pengolahan dan penyajian kopi dari salah satu pemilik kafe di Gunungkidul.
Ia mengatakan elalui pelatihan ini peserta juga mendapatkan alat kopi senilai masing masing Rp1 juta.
"Globalisasi dan arus perubahan menuntut anak muda untuk kreatif, kami berharap pelatihan barista ini dapat menjadi bekal mereka meningkatkan perekonomian," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap peserta mampu menangkap peluang bisnis dari tren ini, sebab, penyajian kopi sudah banyak ragamnya dengan berbagai cita rasa terbaik.
"Saya ingin ada startup yang justru muncul dari Gunungkidul, ini tidak menutup kemungkinan datang dari peserta pelatihan kopi ini," kata Sunaryanta.
Menurutnya untuk menjadi pengusaha yang andal butuh konsistensi diri. Jika ditekuni, dikembangkan, dilakukan dengan telaten, usaha kopi dapat meningkatkan perekonomian dan tentu saja akan berdampak pada pengurangan pengangguran.
"Kopi ini sangat menjanjikan, apalagi di era digitalisasi kita bisa bebas membranding melalui media sosial," katanya.
Ia juga mengatakan sudah bekerja sama dengan UGM dalam upaya pengembangan tanaman kopi di Gunungkidul, salah satunya dikembangkan di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.
"Sudah kami mulai penanaman kopi, tapi masih spot-spot, salah satunya di Nglipar dan Ngawen ini akan terus kami kembangkan," katanya.