Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar gala premiere lima film karya sineas lokal yang didanai instansi tersebut menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY di Empire XXI Yogyakarta, Jumat.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan lima film yang diputar perdana tersebut terdiri atas tiga kategori fiksi dan dua kategori dokumenter yang dikurasi hingga produksi pada 2023.
"Ini menjadi bagian komitmen Dinas Kebudayaan DIY untuk memajukan dan mengembangkan para 'film maker' (pembuat film) muda yang ada di Yogyakarta. Kita berharap dengan agenda ini, akan membuat ekosistem perfilman kita semakin berkembang maju," ujar Dian.
Tiga film kategori fiksi itu berjudul "Bakmi Kangen Rasa", "Mancing Mayit", dan " Suintrah"; sedangkan dua film dokumenter berjudul "Dolanan Kota" dan "Lampahing Cakra".
Menurut Dian, lima film itu telah melalui serangkaian proses penyaringan panjang, mulai dari pengumpulan puluhan proposal yang mengerucut menjadi 15 karya saat proses kurasi.
"Mulai dikurasi 15, masuk di-pitching film terpilih sepuluh, disaring lagi menjadi lima," ucap dia.
Untuk seluruh proses produksi, film yang rata-rata berdurasi 23 sampai 29 menit itu masing-masing mendapat pendanaan Rp180 juta dari Danais DIY.
Sejak awal dihelat hingga saat ini, ajang kompetisi pendanaan pembuatan film yang rutin digelar Disbud DIY telah menghasilkan 120 film karya sineas muda di provinsi ini.
"Memang kita ingin menumbuhkan kesadaran dan kepedulian serta memperhatikan teman-teman para sineas di DIY untuk lebih mengangkat kearifan-kearifan lokal atau objek dan subjek kebudayaan di DIY sehingga nanti bakal semakin berkembang," kata Dian.
Melalui berbagai upaya pemda di bidang perfilman, Dian berharap DIY kelak dapat menjadi pusat serta barometer perfilman di kancah internasional.
Menurut dia, mimpi itu cukup relevan apalagi DIY memiliki ikon perfilman yakni "Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang telah menjadi salah satu festival film terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara
"Kami memberikan fasilitasi untuk terus meningkatkan inovasi dan kreativitas para 'film maker' yang ada di Yogyakarta," ujar Dian.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan lima film yang diputar perdana tersebut terdiri atas tiga kategori fiksi dan dua kategori dokumenter yang dikurasi hingga produksi pada 2023.
"Ini menjadi bagian komitmen Dinas Kebudayaan DIY untuk memajukan dan mengembangkan para 'film maker' (pembuat film) muda yang ada di Yogyakarta. Kita berharap dengan agenda ini, akan membuat ekosistem perfilman kita semakin berkembang maju," ujar Dian.
Tiga film kategori fiksi itu berjudul "Bakmi Kangen Rasa", "Mancing Mayit", dan " Suintrah"; sedangkan dua film dokumenter berjudul "Dolanan Kota" dan "Lampahing Cakra".
Menurut Dian, lima film itu telah melalui serangkaian proses penyaringan panjang, mulai dari pengumpulan puluhan proposal yang mengerucut menjadi 15 karya saat proses kurasi.
"Mulai dikurasi 15, masuk di-pitching film terpilih sepuluh, disaring lagi menjadi lima," ucap dia.
Untuk seluruh proses produksi, film yang rata-rata berdurasi 23 sampai 29 menit itu masing-masing mendapat pendanaan Rp180 juta dari Danais DIY.
Sejak awal dihelat hingga saat ini, ajang kompetisi pendanaan pembuatan film yang rutin digelar Disbud DIY telah menghasilkan 120 film karya sineas muda di provinsi ini.
"Memang kita ingin menumbuhkan kesadaran dan kepedulian serta memperhatikan teman-teman para sineas di DIY untuk lebih mengangkat kearifan-kearifan lokal atau objek dan subjek kebudayaan di DIY sehingga nanti bakal semakin berkembang," kata Dian.
Melalui berbagai upaya pemda di bidang perfilman, Dian berharap DIY kelak dapat menjadi pusat serta barometer perfilman di kancah internasional.
Menurut dia, mimpi itu cukup relevan apalagi DIY memiliki ikon perfilman yakni "Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang telah menjadi salah satu festival film terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara
"Kami memberikan fasilitasi untuk terus meningkatkan inovasi dan kreativitas para 'film maker' yang ada di Yogyakarta," ujar Dian.