Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengukuhkan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kalurahan Ngeposari untuk menyiapkan masyarakat menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah ini.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Rabu, mengatakan Kalurahan Ngeposari memiliki kerawanan bencana angin kencang karena berada di wilayah perbukitan.
"Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) ini sebagai wujud penyadaran masyarakat dalam menghadapi bencana," kata Sunaryanta.
Pengukuhan KSB diawali dengan simulasi bencana angin kencang, digambarkan banyak pohon tumbang yang menutup akses jalan. Selain itu banyak korban berjatuhan, namun dengan sigap penanganan dapat di lakukan.
Ia mengatakan Gunungkidul memiliki banyak potensi bencana mulai dari kekeringan, angin kencang, banjir hingga tanah longsor, sehingga pembentukan KSB ini dapat menumbuhkan sikap kesiagaan dari risiko ancaman bencana dan pengurangan risiko.
"Mitigasi bencana sangat penting ada perubahan pola penanganan bencana tidak hanya cepat tapi juga ada langkah preventif. Semoga pembentukan KSB dapat memberikan kemanfaatan yang optimal," katanya.
Sementara Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsi mengatakan pembentukan Kampung Siaga Bencana mendorong peran serta masyarakat di wilayah yang memiliki potensi rawan. Kesiapsiagaan memiliki arti penting dalam meminimalkan korban.
"Pembentukan KSB melibatkan 60 personil dari unsur masyarakat dan Kalurahan Ngeposari. Kegiatan ini bersumber dari APBN Kemensos dan lumbung sosial berjumlah Rp245 juta," katanya.
Lebih lanjut, Endang mengatakan Kampung Siaga Bencana Ngeposari menjadi pembentukan ke-67 di DIY dan ke-13 di Kabupaten Gunungkidul. Endang mengatakan, masyarakat diberikan keleluasaan dalam pengendalian bencana.
"Saya berharap nanti Bapak Bupati dapat melalukan pembentukan KSB lain yang didanai dari APBD, " katanya.*
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Rabu, mengatakan Kalurahan Ngeposari memiliki kerawanan bencana angin kencang karena berada di wilayah perbukitan.
"Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) ini sebagai wujud penyadaran masyarakat dalam menghadapi bencana," kata Sunaryanta.
Pengukuhan KSB diawali dengan simulasi bencana angin kencang, digambarkan banyak pohon tumbang yang menutup akses jalan. Selain itu banyak korban berjatuhan, namun dengan sigap penanganan dapat di lakukan.
Ia mengatakan Gunungkidul memiliki banyak potensi bencana mulai dari kekeringan, angin kencang, banjir hingga tanah longsor, sehingga pembentukan KSB ini dapat menumbuhkan sikap kesiagaan dari risiko ancaman bencana dan pengurangan risiko.
"Mitigasi bencana sangat penting ada perubahan pola penanganan bencana tidak hanya cepat tapi juga ada langkah preventif. Semoga pembentukan KSB dapat memberikan kemanfaatan yang optimal," katanya.
Sementara Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsi mengatakan pembentukan Kampung Siaga Bencana mendorong peran serta masyarakat di wilayah yang memiliki potensi rawan. Kesiapsiagaan memiliki arti penting dalam meminimalkan korban.
"Pembentukan KSB melibatkan 60 personil dari unsur masyarakat dan Kalurahan Ngeposari. Kegiatan ini bersumber dari APBN Kemensos dan lumbung sosial berjumlah Rp245 juta," katanya.
Lebih lanjut, Endang mengatakan Kampung Siaga Bencana Ngeposari menjadi pembentukan ke-67 di DIY dan ke-13 di Kabupaten Gunungkidul. Endang mengatakan, masyarakat diberikan keleluasaan dalam pengendalian bencana.
"Saya berharap nanti Bapak Bupati dapat melalukan pembentukan KSB lain yang didanai dari APBD, " katanya.*