Jakarta (ANTARA) - Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) Indonesia mengungkapkan bahwa masyarakat lebih suka belajar tentang kebencanaan melalui dongeng ketimbang teori seperti di sekolah.
"Kalau mengajar teori itu saya perhatikan kayaknya kurang diingat, tetapi mereka suka cerita-cerita dongeng. Makanya 'guide'-nya kami usahakan tekniknya mendongeng," kata Project Coordinator Asia Pasicif Alliance for Disater Manajemen (A-PAD) Indonesia Lya Anggraini.
Hal itu disampaikan dalam acara daring bertajuk "Pendidikan Bencana Lewat Kegiatan Jejak Jelajah Bencana" yang diadakan BPBD DKI Jakarta, Senin.
Selain dongeng, masyarakat juga lebih menyukai untuk mendapatkan materi yang menarik, singkat dan mudah diingat khususnya tentang kebencanaan. Ini karena kecenderungan mereka saat ini yang banyak memanfaatkan media sosial dalam keseharian.
Bukan hanya tentang materi, Lya juga mencatat metode menyampaikan pendidikan kebencanaan saat ini bisa melalui berbagai cara menarik seperti poster dan permainan.
"Antarnegara mengembangkan 'games-games'. A-PAD berencana menerjemahkan 'game' dari Korea Selatan," kata dia.
Di sisi lain, kata Lya, guru-guru di sejumlah sekolah juga membuat konten-konten presentasi yang menarik. Misalnya dengan menambahkan kartun atau animasi sehingga memudakan penerima mengingat materi.
A-PAD merupakan jejaring kemitraan trans-nasional yang memfasilitasi kerja sama untuk memperkuat ketangguhan berbagai aspek akibat bencana.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga lebih suka belajar soal bencana lewat dongeng
"Kalau mengajar teori itu saya perhatikan kayaknya kurang diingat, tetapi mereka suka cerita-cerita dongeng. Makanya 'guide'-nya kami usahakan tekniknya mendongeng," kata Project Coordinator Asia Pasicif Alliance for Disater Manajemen (A-PAD) Indonesia Lya Anggraini.
Hal itu disampaikan dalam acara daring bertajuk "Pendidikan Bencana Lewat Kegiatan Jejak Jelajah Bencana" yang diadakan BPBD DKI Jakarta, Senin.
Selain dongeng, masyarakat juga lebih menyukai untuk mendapatkan materi yang menarik, singkat dan mudah diingat khususnya tentang kebencanaan. Ini karena kecenderungan mereka saat ini yang banyak memanfaatkan media sosial dalam keseharian.
Bukan hanya tentang materi, Lya juga mencatat metode menyampaikan pendidikan kebencanaan saat ini bisa melalui berbagai cara menarik seperti poster dan permainan.
"Antarnegara mengembangkan 'games-games'. A-PAD berencana menerjemahkan 'game' dari Korea Selatan," kata dia.
Di sisi lain, kata Lya, guru-guru di sejumlah sekolah juga membuat konten-konten presentasi yang menarik. Misalnya dengan menambahkan kartun atau animasi sehingga memudakan penerima mengingat materi.
A-PAD merupakan jejaring kemitraan trans-nasional yang memfasilitasi kerja sama untuk memperkuat ketangguhan berbagai aspek akibat bencana.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga lebih suka belajar soal bencana lewat dongeng