Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo menyatakan bahwa guru bebas memilih ketika mengajarkan sastra kepada para siswa, karena penggunaan sastra sifatnya tidak wajib, tetapi hanya sebagai alat bantu.

"Sekali lagi ini bukan kewajiban, karena daftar karya ini adalah karya-karya yang sudah ditelaah dan diberi rambu-rambu serta panduan cara penggunaannya supaya lebih produktif. Ini adalah bahan ajar yang bisa dipakai oleh guru dalam penerapan kurikulum merdeka, jadi bukan tugas tambahan," kata Anindito dalam temu media di Jakarta, Jumat.



Untuk itu, agar memudahkan para guru dalam mengajarkan sastra, Kemendikbudristek bersama para tim kurator akan menerbitkan kembali buku panduan sastra yang sebelumnya telah dicabut karena menua banyak polemik.

"Buku panduan sastra dibuat supaya guru bisa memilah, kalau ada buku yang tidak cocok dengan nilai-nilai dan kesiapan muridnya, jangan dipilih oleh gurunya. Ibarat film kan ada rating dan klasifikasinya, ini yang kita lakukan di buku-buku sastra, karena kalau tidak ada panduan, justru lebih berisiko lagi," paparnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Guru bebas memilih ketika ajarkan sastra pada siswa

Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024