Yogyakarta (ANTARA) - PT Bank Jago Tbk mengenalkan Jago Digital Academy (JDA) untuk mengembangkan talenta digital siap kerja, di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.
Seiring perkembangan teknologi digital di Indonesia, industri teknologi keuangan (financial technology) masih menghadapi tantangan dalam mencari sumber daya manusia dan masih terdapat ketidakcocokan antara ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dengan kebutuhan industri di sektor teknologi keuangan.
Melihat tantangan tersebut, PT Bank Jago Tbk meluncurkan Jago Digital Academy (JDA), sebuah wadah untuk membantu para talenta digital (digital talent) untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka sesuai kebutuhan industri di sektor teknologi keuangan.
"Pengalaman kami mencari digital talent tidak mudah. Ada keterbatasan SDM yang qualified, baik engineering, data analyst, maupun bankir yang melek teknologi. Tantangan inilah yang kami coba jawab dengan mengenalkan Jago Digital Academy," kata Head of People & Culture Bank Jago Pratomo Soedarsono dalam kuliah umum bertajuk "Navigating the Career Landscape: From Student to Thriving Professional" di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (6/6).
Pratomo, yang biasa dipanggil Tommy, mengungkapkan bahwa Bank Jago merupakan bank berbasis teknologi (tech-based bank) yang tertanam di dalam ekosistem digital Indonesia. Bank Jago memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan.
Bank Jago tidak hanya membangun bisnis perbankan dan infrastruktur teknologi informasi (IT) yang andal dan aman, tetapi juga ingin membangun lingkungan yang berkelanjutan dengan mendorong ketersediaan SDM yang memiliki pola pikir digital dan siap kerja melalui JDA.
Untuk memastikan efektivitas dan kesuksesan program, Bank Jago mengembangkan JDA berkolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perguruan tinggi atau universitas, mulai dari tahap diskusi awal sampai dengan penerapan programnya. Melalui kolaborasi dengan universitas, JDA dapat dijalani peserta sesuai kecepatan proses belajar masing-masing dan bagi mahasiswa bisa diperhitungkan sebagai satuan kredit semester (SKS) melalui program yang dikolaborasikan dengan universitas maupun melalui program rekognisi pembelajaran lampau.
"JDA ini merupakan hasil diskusi dan kolaborasi para ABG - academician, business and government untuk membangun sebuah solusi bersama dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat dan menciptakan lingkungan digital tidak hanya di dalam tapi juga di luar, sebagai bagian dari SDGs (Sustainable Development Goals) Bank jago," kata Tommy.
JDA juga mengajak peserta untuk membangun kompetensi mereka melalui capability journey, yang artinya mengembangkan kemampuan dengan sistem mentoring dan studi kasus berbasis proyek dalam lingkungan kolaboratif. Peserta dapat langsung merasakan pengalaman dunia kerja yang agile.
Saat ini JDA telah mengembangkan program pembelajaran mandiri untuk 50 bidang studi yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga jalur kemampuan, yaitu product management, engineering, data science, perbankan (banking), dan soft skills.
"Melalui program JDA kami berharap dapat membentuk dan menghasilkan SDM yang tidak hanya digital mindset tapi juga siap terjun ke dunia kerja," tutur Tommy.
Seiring perkembangan teknologi digital di Indonesia, industri teknologi keuangan (financial technology) masih menghadapi tantangan dalam mencari sumber daya manusia dan masih terdapat ketidakcocokan antara ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dengan kebutuhan industri di sektor teknologi keuangan.
Melihat tantangan tersebut, PT Bank Jago Tbk meluncurkan Jago Digital Academy (JDA), sebuah wadah untuk membantu para talenta digital (digital talent) untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka sesuai kebutuhan industri di sektor teknologi keuangan.
"Pengalaman kami mencari digital talent tidak mudah. Ada keterbatasan SDM yang qualified, baik engineering, data analyst, maupun bankir yang melek teknologi. Tantangan inilah yang kami coba jawab dengan mengenalkan Jago Digital Academy," kata Head of People & Culture Bank Jago Pratomo Soedarsono dalam kuliah umum bertajuk "Navigating the Career Landscape: From Student to Thriving Professional" di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (6/6).
Pratomo, yang biasa dipanggil Tommy, mengungkapkan bahwa Bank Jago merupakan bank berbasis teknologi (tech-based bank) yang tertanam di dalam ekosistem digital Indonesia. Bank Jago memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan.
Bank Jago tidak hanya membangun bisnis perbankan dan infrastruktur teknologi informasi (IT) yang andal dan aman, tetapi juga ingin membangun lingkungan yang berkelanjutan dengan mendorong ketersediaan SDM yang memiliki pola pikir digital dan siap kerja melalui JDA.
Untuk memastikan efektivitas dan kesuksesan program, Bank Jago mengembangkan JDA berkolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perguruan tinggi atau universitas, mulai dari tahap diskusi awal sampai dengan penerapan programnya. Melalui kolaborasi dengan universitas, JDA dapat dijalani peserta sesuai kecepatan proses belajar masing-masing dan bagi mahasiswa bisa diperhitungkan sebagai satuan kredit semester (SKS) melalui program yang dikolaborasikan dengan universitas maupun melalui program rekognisi pembelajaran lampau.
"JDA ini merupakan hasil diskusi dan kolaborasi para ABG - academician, business and government untuk membangun sebuah solusi bersama dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat dan menciptakan lingkungan digital tidak hanya di dalam tapi juga di luar, sebagai bagian dari SDGs (Sustainable Development Goals) Bank jago," kata Tommy.
JDA juga mengajak peserta untuk membangun kompetensi mereka melalui capability journey, yang artinya mengembangkan kemampuan dengan sistem mentoring dan studi kasus berbasis proyek dalam lingkungan kolaboratif. Peserta dapat langsung merasakan pengalaman dunia kerja yang agile.
Saat ini JDA telah mengembangkan program pembelajaran mandiri untuk 50 bidang studi yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga jalur kemampuan, yaitu product management, engineering, data science, perbankan (banking), dan soft skills.
"Melalui program JDA kami berharap dapat membentuk dan menghasilkan SDM yang tidak hanya digital mindset tapi juga siap terjun ke dunia kerja," tutur Tommy.