Jakarta (ANTARA) - Polandia dan Austria segera bertanding Jumat malam pukul 20.00 WIB nanti di Stadion Olimpiade, Berlin, guna menentukan nasib mereka berikutnya dalam Euro 2024, apakah bangkit untuk merawat asa ke fase grup atau malah kian terpuruk.
Polandia kalah 1-2 dalam pertandingan pertamanya di Grup D Piala Eropa 2024 ini, namun sebelum ini tak pernah kalah dua kali berturut-turut dalam Piala Eropa.
Si Putih Merah atau Si Rajawali yang diasuh Michal Probierz kehilangan sumber inspirasinya sewaktu melawan Belanda, tetapi mampu mencuri gol lebih dulu lewat sundulan Adam Buksa, sebelum Cody Gakpo dan Wout Weghorst membalikkan keadaan untuk Oranye.
Kini, menghadapi Austria dalam pertandingan keduanya, Putih Merah sudah bisa menurunkan Robert Lewandowski yang menjadi inspirator Polandia.
Tetapi Michal Probierz tahu pasti Austria tidak lebih mudah dari Belanda walaupun kini dia sudah bisa menurunkan Lewandowski yang sering disebut sebagai pemain sepak bola terhebat sepanjang masa yang dimiliki Polandia.
Austria juga kalah tipis dari lawannya pada pertandingan pertamanya.
Mereka menyerah 0-1 dari Prancis kendati menjadi tim yang sedikit lebih menguasai lalu lintas bola tapi kalau klinis dari pada Les Bleus. Untuk pertama kali dalam 18 pertandingan terakhir, Austria tak berhasil menyarangkan gol ke gawang lawannya.
Austria tak ingin ketumpulan itu terulang kala menghadapi Polandia. Sebelum ini pun, hanya Prancis pada September 2022 yang membuat mereka melalui dua pertandingan tanpa bisa mencetak gol.
Artinya, Prancis memiliki pertahanan yang sulit ditembus, dan faktanya mereka adalah tim kedua setelah Portugal yang kebobolan paling sedikit dari semua tim Eropa yang mengikuti kualifikasi Euro 2024.
Itu berbeda dengan Polandia, yang dua kali dijebol oleh Belanda. Fakta ini bisa membuat Das Team yang dilatih mantan pelatih pelatih Manchester United, Ralf Rangnick, bisa berbesar hati bahwa ketumpulan timnya bisa segera berakhir.
Masalahnya, seperti Prancis yang memiliki Kylian Mbappe dan menjadi faktor teror untuk pertahanan Austria, Polandia juga kini sudah bisa diperkuat striker yang sama berbahaya dengan Mbappe, Robert Lewandowski.
Agresi dan gangguan Mbappe memaksa bek tengah Max Wober membuat gol bunuh diri untuk Prancis ketika Austria sudah pada titik mampu mengimbangi Les Bleus, berkat permainan yang solid di semua lini.
Austria harus mencari cara agar faktor hadirnya Lewandowski dalam skuad Putih Merah tidak mengulang teror yang dibuat Mbappe pada laga pertama.
Catatan merah
Bukan cuma faktor Lewandowski yang mengganggu Austria, karena Das Team juga memanggul beban catatan merah dalam beberapa pertemuan terakhir dengan Polandia.
Kedua tim memang baru sekali bertemu dalam turnamen besar sepak bola, yakni Euro 2008 ketika kedua tim seri 1-1 pada fase grup.
Tapi dalam lima pertemuan terakhir antara kedua tim sejak 1994, Austria tak pernah bisa mengalahkan Polandia, malah pada kualifikasi Euro 2020 mereka menyerah 0-1 di kandangnya sendiri di Wina.
Yang bisa diharapkan Ralf Rangnick dari timnya adalah tetap menjadi tim yang lebih menguasai bola sehingga kemungkinan menciptakan peluang dan gol lebih besar ketimbang menjadi tim yang lebih bertahan.
Saat menghadapi Prancis, para gelandang dan penyerang Austria lebih aktif menginvasi sepertiga terakhir lapangan, dengan 137 umpan melawan 108 umpan yang dibuat Les Bleus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polandia vs Austria: Rajawali berharap Lewandowski ubah peruntungan
Polandia kalah 1-2 dalam pertandingan pertamanya di Grup D Piala Eropa 2024 ini, namun sebelum ini tak pernah kalah dua kali berturut-turut dalam Piala Eropa.
Si Putih Merah atau Si Rajawali yang diasuh Michal Probierz kehilangan sumber inspirasinya sewaktu melawan Belanda, tetapi mampu mencuri gol lebih dulu lewat sundulan Adam Buksa, sebelum Cody Gakpo dan Wout Weghorst membalikkan keadaan untuk Oranye.
Kini, menghadapi Austria dalam pertandingan keduanya, Putih Merah sudah bisa menurunkan Robert Lewandowski yang menjadi inspirator Polandia.
Tetapi Michal Probierz tahu pasti Austria tidak lebih mudah dari Belanda walaupun kini dia sudah bisa menurunkan Lewandowski yang sering disebut sebagai pemain sepak bola terhebat sepanjang masa yang dimiliki Polandia.
Austria juga kalah tipis dari lawannya pada pertandingan pertamanya.
Mereka menyerah 0-1 dari Prancis kendati menjadi tim yang sedikit lebih menguasai lalu lintas bola tapi kalau klinis dari pada Les Bleus. Untuk pertama kali dalam 18 pertandingan terakhir, Austria tak berhasil menyarangkan gol ke gawang lawannya.
Austria tak ingin ketumpulan itu terulang kala menghadapi Polandia. Sebelum ini pun, hanya Prancis pada September 2022 yang membuat mereka melalui dua pertandingan tanpa bisa mencetak gol.
Artinya, Prancis memiliki pertahanan yang sulit ditembus, dan faktanya mereka adalah tim kedua setelah Portugal yang kebobolan paling sedikit dari semua tim Eropa yang mengikuti kualifikasi Euro 2024.
Itu berbeda dengan Polandia, yang dua kali dijebol oleh Belanda. Fakta ini bisa membuat Das Team yang dilatih mantan pelatih pelatih Manchester United, Ralf Rangnick, bisa berbesar hati bahwa ketumpulan timnya bisa segera berakhir.
Masalahnya, seperti Prancis yang memiliki Kylian Mbappe dan menjadi faktor teror untuk pertahanan Austria, Polandia juga kini sudah bisa diperkuat striker yang sama berbahaya dengan Mbappe, Robert Lewandowski.
Agresi dan gangguan Mbappe memaksa bek tengah Max Wober membuat gol bunuh diri untuk Prancis ketika Austria sudah pada titik mampu mengimbangi Les Bleus, berkat permainan yang solid di semua lini.
Austria harus mencari cara agar faktor hadirnya Lewandowski dalam skuad Putih Merah tidak mengulang teror yang dibuat Mbappe pada laga pertama.
Catatan merah
Bukan cuma faktor Lewandowski yang mengganggu Austria, karena Das Team juga memanggul beban catatan merah dalam beberapa pertemuan terakhir dengan Polandia.
Kedua tim memang baru sekali bertemu dalam turnamen besar sepak bola, yakni Euro 2008 ketika kedua tim seri 1-1 pada fase grup.
Tapi dalam lima pertemuan terakhir antara kedua tim sejak 1994, Austria tak pernah bisa mengalahkan Polandia, malah pada kualifikasi Euro 2020 mereka menyerah 0-1 di kandangnya sendiri di Wina.
Yang bisa diharapkan Ralf Rangnick dari timnya adalah tetap menjadi tim yang lebih menguasai bola sehingga kemungkinan menciptakan peluang dan gol lebih besar ketimbang menjadi tim yang lebih bertahan.
Saat menghadapi Prancis, para gelandang dan penyerang Austria lebih aktif menginvasi sepertiga terakhir lapangan, dengan 137 umpan melawan 108 umpan yang dibuat Les Bleus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polandia vs Austria: Rajawali berharap Lewandowski ubah peruntungan