Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, tempat peleburan (smelter) tembaga yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur, semakin memperkuat pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
 
 
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, Bahlil mengatakan, smelter yang dimiliki PTFI ini menjadi bagian penting guna mewujudkan hilirisasi tembaga yang menjadi komponen pemajuan ekosistem kendaraan listrik.
 
 
 
"Mobil listrik membutuhkan tembaga. Jadi kalau ekosistemnya sudah masuk maka kita menjadi salah satu negara yang punya komponen bahan baku baterai listrik yang komplit," kata Bahlil.
 
 
 
Bahlil menjelaskan salah satu produk hasil hilirisasi tembaga yang nantinya dihasilkan untuk pemajuan ekosistem EV, yakni bahan serbaguna foil tembaga (copper foil) yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembungkus baterai kendaraan listrik.
 
 
 
"Kami berpikir bahwa hilirisasi copper (tembaga) ini adalah bagian dari instrumen untuk bahan-bahan baku untuk baterai. Copper foil itu kan untuk membungkus baterai," katanya.
 
 
 
Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan, pihaknya berharap smelter tembaga terbaru milik PTFI tersebut bisa mulai beroperasi pada Agustus. Hal itu dikarenakan pihaknya memerlukan waktu 6-7 minggu untuk melakukan pemanasan smelter, sebelum masuk fase peleburan.
 
 
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahlil: Smelter tembaga PTFI di Gresik perkuat ekosistem baterai EV

Pewarta : Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024