Presiden Jokowi: Indonesia masuki babak baru negara industri via hilirisasi

id Presiden Jokowi, hilirisasi, PT Amman, PT Freeport Indonesia, SGAR Borneo Alumina,smelter indonesia

Presiden Jokowi: Indonesia masuki babak baru negara industri via hilirisasi

Tangkapan layar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam agenda peresmian fasilitas injeksi bauksit perdana smelter grade alumina refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia, di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). ANTARA/Andi Firdaus

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan bahwa Indonesia telah memasuki babak baru sebagai negara industri melalui sejumlah pembangunan infrastruktur pendukung hilirisasi sumber daya alam.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan fasilitas injeksi bauksit perdana smelter grade alumina refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia, di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa.

"Ini merupakan jejak-jejak industrialisasi, dimulainya industrialisasi di negara kita Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara tersebut, diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Selasa.

Presiden Jokowi mengatakan jejak industrialisasi itu ditandai dengan operasional sejumlah fasilitas smelter di dalam negeri sebagai fasilitas industri yang digunakan untuk memproses bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam.

Selain Mempawah, kata Jokowi, pemerintah telah mengoperasionalkan smelter tembaga PT Amman Mineral di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (23/9).

"Kemarin, kita juga telah memulai untuk produksi tembaga di Sumbawa, PT Amman, senilai Rp21 triliun," katanya.

Kapasitas dan Fitur Smelter PT Amman Mineral dibangun pada lahan seluas 272 hektare dan berlokasi sekitar 1,5 kilometer dari Pelabuhan Benete.

Smelter itu memiliki kapasitas pengolahan 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun yang dipasok dari tambang Batu Hijau dan Elang, serta mengolah 139 ribu ton fluks silika per tahun.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: Indonesia memasuki babak baru negara industri via hilirisasi