Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 251 siswa asal Bantul, Yogyakarta menampilkan tari kolosal berkisah tentang perjalanan tokoh Gatot Kaca di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024.
Kepala SMK Negeri 1 Kasihan atau SMKI Yogyakarta Agus Suranto di Denpasar, Sabtu, mengatakan siswa yang diboyong merupakan pelajar kelas 10, sehingga momentum ini dijadikan wadah pembelajaran bagi para seniman muda tersebut.
“Ini pengalaman baru bagi anak-anak karena mereka baru 12 bulan belajar, diharapkan dari momentum ini anak-anak mendapat pengalaman baru, mereka jadi tahu kekurangan yang harus dipenuhi, sebab materi ini tidak bisa didapat di dalam kelas,” kata dia.
Dalam pementasan ini, 251 siswa yang terbagi atas penari dan pengrawit membawakan tari kolosal di panggung terbesar Taman Werdhi Budaya, yaitu Panggung Terbuka Ardha Candra dengan kemampuan menampung ribuan penonton.
Agus menyampaikan pengambilan tokoh pewayangan Gatot Kaca merupakan respons dari sekolah atas tema PKB Jana Kerthi Paramaguna Wikrama yang berarti harkat martabat manusia unggul.
“Gatot Kaca seorang tokoh yang punya dedikasi semangat juang tinggi, cinta kepada bangsa, dan berbakti, ini menjadi inspirasi kami agar nilai-nilai yang tercermin dari Gatot Kaca bisa diimplementasikan masyarakat semua,” ujarnya.
Rombongan dari sekolah seni di daerah istimewa tersebut melihat tidak ada tantangan dari sisi situasi pengunjung, sebab antusias masyarakat Bali yang setia menonton 2,5 jam itu justru memberikan tambahan semangat bagi para siswa.
Namun tantangan tersendiri pihak sekolah adalah pengaturan ratusan siswa yang dibawa ke Bali, sebab tidak mudah mengelola waktu dan kesiapan pentas apalagi tari kolosal ini merupakan pentas perdana para siswa.
“
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ratusan siswa Yogyakarta menari kolosal di Pesta Kesenian Bali
Kepala SMK Negeri 1 Kasihan atau SMKI Yogyakarta Agus Suranto di Denpasar, Sabtu, mengatakan siswa yang diboyong merupakan pelajar kelas 10, sehingga momentum ini dijadikan wadah pembelajaran bagi para seniman muda tersebut.
“Ini pengalaman baru bagi anak-anak karena mereka baru 12 bulan belajar, diharapkan dari momentum ini anak-anak mendapat pengalaman baru, mereka jadi tahu kekurangan yang harus dipenuhi, sebab materi ini tidak bisa didapat di dalam kelas,” kata dia.
Dalam pementasan ini, 251 siswa yang terbagi atas penari dan pengrawit membawakan tari kolosal di panggung terbesar Taman Werdhi Budaya, yaitu Panggung Terbuka Ardha Candra dengan kemampuan menampung ribuan penonton.
Agus menyampaikan pengambilan tokoh pewayangan Gatot Kaca merupakan respons dari sekolah atas tema PKB Jana Kerthi Paramaguna Wikrama yang berarti harkat martabat manusia unggul.
“Gatot Kaca seorang tokoh yang punya dedikasi semangat juang tinggi, cinta kepada bangsa, dan berbakti, ini menjadi inspirasi kami agar nilai-nilai yang tercermin dari Gatot Kaca bisa diimplementasikan masyarakat semua,” ujarnya.
Rombongan dari sekolah seni di daerah istimewa tersebut melihat tidak ada tantangan dari sisi situasi pengunjung, sebab antusias masyarakat Bali yang setia menonton 2,5 jam itu justru memberikan tambahan semangat bagi para siswa.
Namun tantangan tersendiri pihak sekolah adalah pengaturan ratusan siswa yang dibawa ke Bali, sebab tidak mudah mengelola waktu dan kesiapan pentas apalagi tari kolosal ini merupakan pentas perdana para siswa.
“
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ratusan siswa Yogyakarta menari kolosal di Pesta Kesenian Bali