Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengajak masyarakat daerah ini untuk terus melestarikan budaya gotong royong yang ada di tengah masyarakat agar nantinya berguna ketika menghadapi ancaman bencana alam.

"Kebudayaan gotong royong di Kabupaten Bantul harus terus dilestarikan karena yang dibutuhkan saat terjadi bencana adalah gotong royong," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangannya di Bantul, Senin.

Terlebih, katanya, Bantul adalah salah satu kabupaten yang sering dilanda bencana, sehingga gladi lapangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada Minggu (30/6) bertujuan untuk membiasakan masyarakat ketika terjadi bencana.

Bupati Bantul juga mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sangat serius dalam urusan bencana ini, salah satunya dengan menyelenggarakan gladi kebencanaan hingga relokasi warga yang ada di titik rawan bencana.

"Solidaritas kemanusiaan harus terus kita pupuk, karena nilai-nilai dalam Pancasila mengajarkan hal tersebut, kemudian agama apapun juga mengajarkan kemanusiaan," katanya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo mengatakan gladi lapangan penanggulangan bencana yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, FPRB, bertujuan untuk menguji dokumen rencana kontijensi tanah longsor.

Selain itu, kata dia, meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta melakukan upaya pengurangan risiko bencana bersama masyarakat di kawasan rawan bencana secara mandiri.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada 2023 BPBD Bantul telah menyusun kajian risiko bencana dan rencana kontijensi di kawasan Makam Raja Mataram Imogiri, dan menyebut ancaman bencananya meliputi gempa bumi, tanah longsor, kebakaran lahan, cuaca ekstrem atau angin kencang, dan banjir.

"Ancaman bencana tersebut mengancam 16 dusun di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Wukirsari, Imogiri, dan Girirejo," katanya.


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024