Beijing (ANTARA) - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Ida Fauziyah dijadwalkan mengunjungi fasilitas pelatihan vokasi di China baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.

"Kami juga tahu bahwa peningkatan kapasitas, 'skill' dan kompetensi di China tinggi, jadi kami juga mau belajar bagaimana kompetensi itu dikelola. Kami ingin melihat 'vocational training' yang dikelola pemerintah dan swasta," kata Menaker Ida Fauziah di Wisma Indonesia di dalam kompleks Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, China pada Selasa.

Ida Fauziah melakukan kunjungan kerja bersama dengan sejumlah pejabat di lingkungan Kemenaker antara lain Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kemenaker Estiarty Haryani dan pejabat terkait lainnya.

"Kita sekarang sedang menikmati bonus demografi, penduduk usia produktif di Indonesia sampai 2035 melimpah hampir 70 persen, itu suatu anugerah yang harus kita jaga dengan baik agar bisa memberikan dampak bagi pembangunan nasional," ungkap Ida.

Dengan bonus demografi tersebut, pihak luar, menurut Ida, mau berinvestasi ke Indonesia yang menyediakan tenaga kerja dalam usia produktif.

"Tapi harus kita jaga karena waktunya pendek. Kita harus siapkan 'skill' kompetisinya, terlebih penduduk yang bekerja saat ini sebanyak 56 persen tingkat pendidikannya adalah S1 ke bawah bawah atau bekerja di sektor padat karya," tambah Ida.

Terlebih dengan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akhir-akhir ini, maka kebutuhan untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja Indonesia semakin mendesak.

"PHK tinggi di industri padat karya seperti tekstil, alas kaki yang rata-rata dengan 'low skill' dan memang kebanyakan di antaranya adalah perempuan, itu tantangan kita. Jadi saat investasi dari China sudah cukup tinggi, yang harus kita pastikan adalah apakah kita sendiri siap dengan 'skill' sesuai dengan investasi yang masuk?" jelas Ida.

Kemenaker, menurut Ida, saat ini bekerja untuk menggarap pasar lapangan kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

"Lapangan kerja di luar negeri juga kita garap serius karena saat ini kita mengalami bonus demografi ketika banyak negara mengalami 'aging population', mereka sedang kekurangan penduduk usia kerja jadi mereka melirik ke negara yang sedang mengalami bonus demografi termasuk Indonesia," tambah Ia.

Dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia usia produktif namun tidak diimbangi dengan lapangan kerja, menurut Ida, malah dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menaker Ida akan pelajari fasilitas pelatihan vokasi di China

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024