Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama tengah merampungkan penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Betawi, setelah sebelumnya melakukan penerjemahan ke berbagai bahasa daerah di Indonesia.

"Salah satu indikator penting dalam moderasi beragama adalah apresiasi terhadap budaya dan kearifan lokal. Orang-orang sering mengatakannya from local to global, dari bahasa daerah kita bawa ke dunia," kata Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Amien Suyitno di Jakarta, Kamis.

Suyitno mengatakan penerjemahan ke bahasa Betawi yang dilakukan sudah mencapai 15 Juz Al Quran dalam waktu empat bulan. Penerjemahan ke bahasa daerah juga merupakan langkah penting dalam melestarikan budaya lokal melalui pendekatan keagamaan.

Adapun alasan penerjemahan itu karena bahasa Betawi adalah bahasa yang familiar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai sangat penting untuk memastikan tidak terjadi kesalahan saat diterbitkan.

"Selain melibatkan ahli bahasa lokal, penerjemahan Al Quran juga perlu memperhatikan sisi penafsiran. Tidak sekadar menerjemahkan, tetapi harus melibatkan ahli tafsir," ujarnya.

Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Moh. Isom mengatakan proses penerjemahan dilakukan secara hati-hati, termasuk dari segi pemilihan dikasi agar terhindar dari kesalahan.

Ia menjelaskan pemilihan bahasa Betawi sebagai terjemahan Al Quran didasari oleh tiga hal. Pertama, bahasa Betawi termasuk dalam bahasa daerah di Indonesia yang paling banyak jumlah penuturnya.

"Terdapat hampir lima juta penutur bahasa Betawi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tersebut komunikatif, asik, dan dinamis. Masyarakat penuturnya bukan hanya di Jakarta, tetapi meluas sampai ke Bekasi, Depok, Karawang dan Tangerang," kata dia.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag tengah rampungkan terjemahan Al Quran ke bahasa Betawi

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024