Kulon Progo (ANTARA) - Komando Distrik Militer 0731/Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendukung upaya mencetak lahan untuk tanaman hortikultura dan agrowisata seluas 11 hektare di Padukuhan Brangkal, Banyuroto, dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
Pasiter Kodim 0731/Kulon Progo Lettu Arm Sugiyarto di Kulon Progo, Senin, mengatakan cetak sawah baru di Banyuroto masih dalam tahap penyiapan lahan, yang meliputi pembasahan lahan, penggemburan tanah, hingga penaburan kompos dan pupuk dalam upaya mengurangi kadar asam tanah.
"Tahap selanjutnya yakni pemasangan mulsa pada lahan bawang merah seluas delapan hektare. Sisa lahan seluas tiga hektare akan digunakan untuk agrowisata," kata Lettu Arm Sugiyarto.
Ia mengatakan cetak sawah baru ini, Kodim 0731/Kulon Progo berkolaborasi dengan Koperasi Wanadelima. Cetak sawah baru memanfaatkan tanah kas desa seluas 11 hektare yang sebelumnya ditanami tebu.
Cetak lahan ini dilakukan untuk menambah luas lahan sawah di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Saat ini, luas sawah di Kulon Progo semakin hari semakin berkurang dengan banyaknya pembangunan infrastruktur.
"Program ini juga sebagai upaya menyukseskan program ketahanan pangan. Harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Triyono mengatakan berdasarkan analisa dampak pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta menyebabkan alih fungsi lahan pertanian atau sawah seluas 400 hektare hingga 500 hektare.
"Untuk itu, Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan mengupayakan cetak sawah baru. Pemkab Kulon Progo juga telah menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian.
Setiap provinsi diberikan alokasi LP2B kemudian dibagi di setiap kabupaten/kota.
LP2B di Kulon Progo ditetapkan seluas 11 ribu hektare.
"Untuk menutup lahan yang alih fungsi, Kulon Progo harus cetak baru," katanya.
Pasiter Kodim 0731/Kulon Progo Lettu Arm Sugiyarto di Kulon Progo, Senin, mengatakan cetak sawah baru di Banyuroto masih dalam tahap penyiapan lahan, yang meliputi pembasahan lahan, penggemburan tanah, hingga penaburan kompos dan pupuk dalam upaya mengurangi kadar asam tanah.
"Tahap selanjutnya yakni pemasangan mulsa pada lahan bawang merah seluas delapan hektare. Sisa lahan seluas tiga hektare akan digunakan untuk agrowisata," kata Lettu Arm Sugiyarto.
Ia mengatakan cetak sawah baru ini, Kodim 0731/Kulon Progo berkolaborasi dengan Koperasi Wanadelima. Cetak sawah baru memanfaatkan tanah kas desa seluas 11 hektare yang sebelumnya ditanami tebu.
Cetak lahan ini dilakukan untuk menambah luas lahan sawah di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Saat ini, luas sawah di Kulon Progo semakin hari semakin berkurang dengan banyaknya pembangunan infrastruktur.
"Program ini juga sebagai upaya menyukseskan program ketahanan pangan. Harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Triyono mengatakan berdasarkan analisa dampak pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta menyebabkan alih fungsi lahan pertanian atau sawah seluas 400 hektare hingga 500 hektare.
"Untuk itu, Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan mengupayakan cetak sawah baru. Pemkab Kulon Progo juga telah menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian.
Setiap provinsi diberikan alokasi LP2B kemudian dibagi di setiap kabupaten/kota.
LP2B di Kulon Progo ditetapkan seluas 11 ribu hektare.
"Untuk menutup lahan yang alih fungsi, Kulon Progo harus cetak baru," katanya.