Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo, mengukuhkan 50 pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) Amarta Siaga Kalurahan (desa) Wedomartani, Kapanewon (kecamatan) Ngemplak, Kamis.
Pada pengukuhan yang dilaksanakan di Lapangan Kalurahan Wedomartani itu juga dilaksanakan simulasi penanggulangan bencana yang dilakukan oleh relawan, tokoh masyarakat, anggota linmas, kader kalurahan dan karang taruna.
Kustini mengatakan, pengukuhan pengurus KSB menjadi langkah penting untuk meminimalisasi risiko bencana. "Ini menjadi aksi strategis dalam memantapkan kesadaran bersama untuk saling peduli terhadap sesama," katanya.
Menurut dia, edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana sangat diperlukan. Hal ini mengingat Kabupaten Sleman merupakan area dengan berbagai potensi bencana, seperti longsor, erupsi dan banjir lahar Gunung Merapi, gempa bumi, angin puting beliung, dan banjir.
"Masyarakat harus lebih siap dalam mitigasi bencana untuk mengurangi risiko lebih besar yang bisa terjadi kapan saja. Dari pelaksanaan simulasi mitigasi bencana tadi sudah bagus, sudah begitu siap, apabila nanti ada bencana di kalurahan ini. Terlihat bagaimana masyarakat dapat siap siaga untuk penanggulangan bencananya," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Mustadi mengatakan pengukuhan pengurus KSB dilaksanakan sebagai upaya perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Ia mengatakan, rangkaian pengukuhan pengurus KSB dilaksanakan dengan pemberian materi, praktik pada tiap divisi, dan simulasi.
"KSB Wedomartani ini merupakan KSB ke-26. Untuk pelatihan dilakukan pada 23 sampai 25 Juli. Dan masa kepengurusan selama tiga tahun, dari 2024 hingga 2027," katanya.
Mustadi berharap dengan pengukuhan pengurus KSB dapat terselenggara pencegahan dan penanggulangan bencana dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia pada lingkungan sekitarnya.
Pada pengukuhan yang dilaksanakan di Lapangan Kalurahan Wedomartani itu juga dilaksanakan simulasi penanggulangan bencana yang dilakukan oleh relawan, tokoh masyarakat, anggota linmas, kader kalurahan dan karang taruna.
Kustini mengatakan, pengukuhan pengurus KSB menjadi langkah penting untuk meminimalisasi risiko bencana. "Ini menjadi aksi strategis dalam memantapkan kesadaran bersama untuk saling peduli terhadap sesama," katanya.
Menurut dia, edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana sangat diperlukan. Hal ini mengingat Kabupaten Sleman merupakan area dengan berbagai potensi bencana, seperti longsor, erupsi dan banjir lahar Gunung Merapi, gempa bumi, angin puting beliung, dan banjir.
"Masyarakat harus lebih siap dalam mitigasi bencana untuk mengurangi risiko lebih besar yang bisa terjadi kapan saja. Dari pelaksanaan simulasi mitigasi bencana tadi sudah bagus, sudah begitu siap, apabila nanti ada bencana di kalurahan ini. Terlihat bagaimana masyarakat dapat siap siaga untuk penanggulangan bencananya," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Mustadi mengatakan pengukuhan pengurus KSB dilaksanakan sebagai upaya perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Ia mengatakan, rangkaian pengukuhan pengurus KSB dilaksanakan dengan pemberian materi, praktik pada tiap divisi, dan simulasi.
"KSB Wedomartani ini merupakan KSB ke-26. Untuk pelatihan dilakukan pada 23 sampai 25 Juli. Dan masa kepengurusan selama tiga tahun, dari 2024 hingga 2027," katanya.
Mustadi berharap dengan pengukuhan pengurus KSB dapat terselenggara pencegahan dan penanggulangan bencana dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia pada lingkungan sekitarnya.