Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun shelter pengungsi bencana tanah longsor di Kalurahan Candirejo, karena wilayah tersebut masuk dalam zona merah bencana tanah longsor.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Senin, mengatakan bahwa proyek ini merupakan respon cepat pemerintah dalam menghadapi bencana yang melanda wilayah tersebut.
"Bangunan shelter ini diharapkan tidak akan pernah terpakai, karena kita semua berharap tidak ada bencana lagi. Namun, jika tidak ada bencana, bangunan ini dapat difungsikan sebagai pusat kegiatan masyarakat, sosial, hingga olahraga," kata Sunaryanta.
Ia juga menambahkan pentingnya perawatan dan pemanfaatan bangunan ini untuk kegiatan masyarakat.
"Kami minta bangunan ini dirawat dan difungsikan sebagaimana mestinya untuk kepentingan umum," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Rahmadiyan Wijayanto menjelaskan bahwa pembangunan shelter ini berawal dari bencana tanah longsor yang terjadi di Kalurahan Candirejo pada 2022.
"Shelter ini memiliki ukuran 11x20 meter dan dapat menampung hingga 110 orang. Pengerjaan proyek ini memakan anggaran sebesar Rp 425 juta dengan luas bangunan 220 meter persegi," kata Rahmadiyan.
Ia juga berharap shelter ini tidak perlu digunakan dalam situasi bencana, namun tetap siap jika dibutuhkan.
Selain pembangunan shelter pengungsi, pemerintah Gunungkidul juga tengah melakukan proyek perbaikan dua jembatan yang mengalami kerusakan akibat bencana.
Salah satunya adalah Jembatan Lemahbang, yang merupakan akses penting bagi anak-anak sekolah. Jembatan kecil ini nyaris ambruk, sehingga diperlukan perbaikan dengan anggaran sebesar Rp207 juta untuk memperkuat konstruksinya. Jembatan ini memiliki lebar 5 meter dan merupakan penghubung penting antara Gunungkidul dan Sukoharjo.
Proyek lainnya adalah pembangunan jembatan di Padukuhan Pucung, yang putus akibat bencana pada tahun 2022. Jembatan ini memiliki panjang 15 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 6,5 meter.
"Pemerintah menganggarkan Rp2 miliar untuk membangun kembali jembatan tersebut sebagai bagian dari program strategis daerah yang berlokasi di Kalurahan Candirejo, Semin," kata Rahmadiyan.
Sementara itu, Lurah Candirejo Agus Supriyadi.mengingat kembali peristiwa bencana beberapa tahun silam yang merenggut dua nyawa warganya. Ia menyampaikan bahwa shelter di Padukuhan Pangkah didirikan sebagai tempat evakuasi dengan anggaran hampir mencapai Rp500 juta.
"Total anggaran yang digelontorkan tahun ini untuk penanganan bencana dan pembangunan infrastruktur di wilayah kami (Candirejo) mencapai Rp4 miliar," jelas Agus.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat serta memperkuat infrastruktur wilayah dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
"Kami juga berharap pembangunan rumah korban bencana atau shelter pengungsi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Gunungkidul bangun shelter pengungsi bencana longsor Candirejo
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Senin, mengatakan bahwa proyek ini merupakan respon cepat pemerintah dalam menghadapi bencana yang melanda wilayah tersebut.
"Bangunan shelter ini diharapkan tidak akan pernah terpakai, karena kita semua berharap tidak ada bencana lagi. Namun, jika tidak ada bencana, bangunan ini dapat difungsikan sebagai pusat kegiatan masyarakat, sosial, hingga olahraga," kata Sunaryanta.
Ia juga menambahkan pentingnya perawatan dan pemanfaatan bangunan ini untuk kegiatan masyarakat.
"Kami minta bangunan ini dirawat dan difungsikan sebagaimana mestinya untuk kepentingan umum," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Rahmadiyan Wijayanto menjelaskan bahwa pembangunan shelter ini berawal dari bencana tanah longsor yang terjadi di Kalurahan Candirejo pada 2022.
"Shelter ini memiliki ukuran 11x20 meter dan dapat menampung hingga 110 orang. Pengerjaan proyek ini memakan anggaran sebesar Rp 425 juta dengan luas bangunan 220 meter persegi," kata Rahmadiyan.
Ia juga berharap shelter ini tidak perlu digunakan dalam situasi bencana, namun tetap siap jika dibutuhkan.
Selain pembangunan shelter pengungsi, pemerintah Gunungkidul juga tengah melakukan proyek perbaikan dua jembatan yang mengalami kerusakan akibat bencana.
Salah satunya adalah Jembatan Lemahbang, yang merupakan akses penting bagi anak-anak sekolah. Jembatan kecil ini nyaris ambruk, sehingga diperlukan perbaikan dengan anggaran sebesar Rp207 juta untuk memperkuat konstruksinya. Jembatan ini memiliki lebar 5 meter dan merupakan penghubung penting antara Gunungkidul dan Sukoharjo.
Proyek lainnya adalah pembangunan jembatan di Padukuhan Pucung, yang putus akibat bencana pada tahun 2022. Jembatan ini memiliki panjang 15 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 6,5 meter.
"Pemerintah menganggarkan Rp2 miliar untuk membangun kembali jembatan tersebut sebagai bagian dari program strategis daerah yang berlokasi di Kalurahan Candirejo, Semin," kata Rahmadiyan.
Sementara itu, Lurah Candirejo Agus Supriyadi.mengingat kembali peristiwa bencana beberapa tahun silam yang merenggut dua nyawa warganya. Ia menyampaikan bahwa shelter di Padukuhan Pangkah didirikan sebagai tempat evakuasi dengan anggaran hampir mencapai Rp500 juta.
"Total anggaran yang digelontorkan tahun ini untuk penanganan bencana dan pembangunan infrastruktur di wilayah kami (Candirejo) mencapai Rp4 miliar," jelas Agus.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat serta memperkuat infrastruktur wilayah dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
"Kami juga berharap pembangunan rumah korban bencana atau shelter pengungsi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Gunungkidul bangun shelter pengungsi bencana longsor Candirejo