Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta menggencarkan Gerakan Aksi Bergizi di seluruh SMP hingga SMA atau sekolah sederajat untuk mencegah stunting di wilayah ini.
"Tujuan dari Gerakan Aksi Bergizi adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peserta didik dalam melakukan upaya pencegahan stunting," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta Aan Iswanti di Yogyakarta, Jumat.
Dia menjelaskan Gerakan Aksi Bergizi untuk mencegah stunting sebenarnya telah dilaksanakan secara rutin di sekolah-sekolah sejak 2020 di Kota Yogyakarta.
Akan tetapi, selama sebulan ini mulai 12 Agustus hingga 12 September 2024, kata dia, Kementerian Kesehatan mencanangkan Gerakan Aksi Bergizi secara serentak.
Gerakan tersebut, kata dia, dilaksanakan secara rutin di sekolah melalui empat intervensi kegiatan utama, yaitu senam pagi atau aktivitas fisik bersama, sarapan bersama dengan menu gizi seimbang, konsumsi tablet tambah darah, serta edukasi kesehatan dan gizi.
Aan menjelaskan Gerakan Aksi Bergizi secara serentak juga bertujuan mempersiapkan generasi emas di masa mendatang, utamanya dengan mencegah stunting dimulai dari remaja putri.
"Remaja putri disiapkan karena mulai masuk masa menstruasi di mana potensi menderita anemia lebih besar daripada remaja putra. Disiapkan kesehatannya karena nantinya akan masuk masa pernikahan, hamil dan melahirkan," ujar dia.
Dia menyebut kasus anemia pada remaja putri pada 2023 sekitar 29,5 persen dari total remaja putri di Kota Yogyakarta.
Meskipun kasus anemia itu masih di bawah ambang batas sekitar 30 persen tetapi selisihnya tipis sehingga perlu menggalakkan Gerakan Aksi Bergizi.
"Terutama terkait konsumsi tablet tambah darah harus dikawal dan dipastikan diminum dan membiasakan makan makanan bergizi serta olahraga," kata dia.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Yogyakarta Yunianto Dwisutono mengapresiasi Gerakan Aksi Bergizi sembari berharap bisa merata di seluruh sekolah di Kota Yogyakarta.
"Supaya anak-anak kita sehat. Dan menuju generasi emas tahun 2045 menjadi anak-anak yang berkualitas dan pemimpin masa depan," kata dia.
"Tujuan dari Gerakan Aksi Bergizi adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peserta didik dalam melakukan upaya pencegahan stunting," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta Aan Iswanti di Yogyakarta, Jumat.
Dia menjelaskan Gerakan Aksi Bergizi untuk mencegah stunting sebenarnya telah dilaksanakan secara rutin di sekolah-sekolah sejak 2020 di Kota Yogyakarta.
Akan tetapi, selama sebulan ini mulai 12 Agustus hingga 12 September 2024, kata dia, Kementerian Kesehatan mencanangkan Gerakan Aksi Bergizi secara serentak.
Gerakan tersebut, kata dia, dilaksanakan secara rutin di sekolah melalui empat intervensi kegiatan utama, yaitu senam pagi atau aktivitas fisik bersama, sarapan bersama dengan menu gizi seimbang, konsumsi tablet tambah darah, serta edukasi kesehatan dan gizi.
Aan menjelaskan Gerakan Aksi Bergizi secara serentak juga bertujuan mempersiapkan generasi emas di masa mendatang, utamanya dengan mencegah stunting dimulai dari remaja putri.
"Remaja putri disiapkan karena mulai masuk masa menstruasi di mana potensi menderita anemia lebih besar daripada remaja putra. Disiapkan kesehatannya karena nantinya akan masuk masa pernikahan, hamil dan melahirkan," ujar dia.
Dia menyebut kasus anemia pada remaja putri pada 2023 sekitar 29,5 persen dari total remaja putri di Kota Yogyakarta.
Meskipun kasus anemia itu masih di bawah ambang batas sekitar 30 persen tetapi selisihnya tipis sehingga perlu menggalakkan Gerakan Aksi Bergizi.
"Terutama terkait konsumsi tablet tambah darah harus dikawal dan dipastikan diminum dan membiasakan makan makanan bergizi serta olahraga," kata dia.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Yogyakarta Yunianto Dwisutono mengapresiasi Gerakan Aksi Bergizi sembari berharap bisa merata di seluruh sekolah di Kota Yogyakarta.
"Supaya anak-anak kita sehat. Dan menuju generasi emas tahun 2045 menjadi anak-anak yang berkualitas dan pemimpin masa depan," kata dia.