Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan bantuan berupa hibah fisik serta sarana penunjang Program Lumbung Pangan Tradisional di Kalurahan Pagerharjo Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Bambang Dwi Wicaksono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Program Lumbung Pangan Tradisional ini diberikan pada 2022 lewat Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Keistimewaan (Danais) DIY dalam rangka mendorong ketahanan pangan.
"Kalurahan Pagerharjo di Kulon Progo menjadi salah satu wilayah dari pelaksanaan program ini," kata Bambang.
Ia mengatakan bantuan telah diberikan untuk Pagerharjo demi mendukung program Lumbung Pangan Tradisional. Menurutnya, program Lumbung Pangan Tradisional terinspirasi dari tradisi masyarakat Jawa yang terbiasa menyimpan hasil panen di lumbung.
"Hasil panen bisa menjadi cadangan pangan saat masa paceklik atau ketika harga bahan pangan tengah melambung tinggi," katanya.
Bambang mengatakan program tersebut juga menjadi upaya melestarikan kearifan lokal. Programnya memegang prinsip kemandirian, ketahanan, hingga diversifikasi pangan.
"Lewat program ini kami ingin menjaga kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati di DIY," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Drajat Purbadi mengatakan program Lumbung Pangan Tradisional bisa menjadi wadah untuk mengangkat potensi hasil pertanian dari Kulon Progo. Termasuk dari Pagerharjo.
Sebanyak 20 kelompok tani (poktan) dan 12 distributor bahan pokok terlibat dalam gebyar pasar Lumbung Pangan Tradisional Pagerharjo.
Gebyar Pasar menjadi ajang promosi terhadap pangan lokal hingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Lewat program tersebut, diharapkan potensi pangan dari Kulon Progo bisa dikenal secara lebih luas. Manfaatnya pun akan dirasakan oleh masyarakat dari sisi peningkatan penghasilan dan pertumbuhan ekonomi.
"Pemkab Kulon Progo tentunya terus memberi dukungan dalam mengembangkan potensi pangan yang ada," katanya.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Bambang Dwi Wicaksono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Program Lumbung Pangan Tradisional ini diberikan pada 2022 lewat Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Keistimewaan (Danais) DIY dalam rangka mendorong ketahanan pangan.
"Kalurahan Pagerharjo di Kulon Progo menjadi salah satu wilayah dari pelaksanaan program ini," kata Bambang.
Ia mengatakan bantuan telah diberikan untuk Pagerharjo demi mendukung program Lumbung Pangan Tradisional. Menurutnya, program Lumbung Pangan Tradisional terinspirasi dari tradisi masyarakat Jawa yang terbiasa menyimpan hasil panen di lumbung.
"Hasil panen bisa menjadi cadangan pangan saat masa paceklik atau ketika harga bahan pangan tengah melambung tinggi," katanya.
Bambang mengatakan program tersebut juga menjadi upaya melestarikan kearifan lokal. Programnya memegang prinsip kemandirian, ketahanan, hingga diversifikasi pangan.
"Lewat program ini kami ingin menjaga kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati di DIY," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Drajat Purbadi mengatakan program Lumbung Pangan Tradisional bisa menjadi wadah untuk mengangkat potensi hasil pertanian dari Kulon Progo. Termasuk dari Pagerharjo.
Sebanyak 20 kelompok tani (poktan) dan 12 distributor bahan pokok terlibat dalam gebyar pasar Lumbung Pangan Tradisional Pagerharjo.
Gebyar Pasar menjadi ajang promosi terhadap pangan lokal hingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Lewat program tersebut, diharapkan potensi pangan dari Kulon Progo bisa dikenal secara lebih luas. Manfaatnya pun akan dirasakan oleh masyarakat dari sisi peningkatan penghasilan dan pertumbuhan ekonomi.
"Pemkab Kulon Progo tentunya terus memberi dukungan dalam mengembangkan potensi pangan yang ada," katanya.