Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengingatkan masyarakat untuk kembali memeriksa kondisi dan kekuatan konstruksi bangunan memasuki musim pancaroba saat ini.
"Kami imbau untuk memeriksa kembali kekuatan konstruksi bangunan, baik itu bangunan rumah tinggal, gedung, maupun konstruksi rangka papan reklame luar ruang untuk mengantisipasi jika terjadi angin kencang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat.
Menurut dia, pada awal musim pancaroba saat ini potensi terjadinya angin kencang dan puting beliung cukup tinggi sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi dini.
"Untuk bangunan rumah tinggal bisa diperiksa lagi kekuatan konstruksi atapnya, untuk yang atap genteng bisa dicek apakah ada paku-paku yang terlepas atau tidak, sedangkan untuk atap konstruksi baja ringan juga perlu diperiksa lagi kekuatan pengikat atap," katanya.
Ia mengatakan saat ini di Sleman juga banyak terdapat tempat usaha, khususnya usaha jasa kuliner yang menggunakan bangunan berbentuk joglo dan limasan, bangunan seperti ini juga cukup rawan.
"Mengingat bangunan joglo, limasan, dan bangunan tanpa dinding sering mengalami ambruk terdampak angin kencang, maka kami imbau untuk diberi penguatan pada konstruksinya karena potensi cuaca ekstrie di masa pancaroba cukup tinggi," katanya.
Makwan mengatakan saat kejadian angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Sleman pada Senin (14/10) terdapat beberapa bangunan joglo dan limasan di tempat usaha kuliner yang roboh.
"Ada kira-kira tiga atau empat joglo dan limasan yang ambruk yakni di Kalurahan (setingkat desa) Purwomartani, Kalasan, dan di Ngaglik," katanya.
Ia mengatakan begitu juga dengan kekuatan konstruksi papan reklame luar ruang, harus diperiksa kembali kekuatan dan fondasinya.
"Dalam peristiwa kemarin itu juga terdapat beberapa seng dan besi pada papan reklame yang berterbangan diterjang angin kencang," katanya.
"Kami imbau untuk memeriksa kembali kekuatan konstruksi bangunan, baik itu bangunan rumah tinggal, gedung, maupun konstruksi rangka papan reklame luar ruang untuk mengantisipasi jika terjadi angin kencang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat.
Menurut dia, pada awal musim pancaroba saat ini potensi terjadinya angin kencang dan puting beliung cukup tinggi sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi dini.
"Untuk bangunan rumah tinggal bisa diperiksa lagi kekuatan konstruksi atapnya, untuk yang atap genteng bisa dicek apakah ada paku-paku yang terlepas atau tidak, sedangkan untuk atap konstruksi baja ringan juga perlu diperiksa lagi kekuatan pengikat atap," katanya.
Ia mengatakan saat ini di Sleman juga banyak terdapat tempat usaha, khususnya usaha jasa kuliner yang menggunakan bangunan berbentuk joglo dan limasan, bangunan seperti ini juga cukup rawan.
"Mengingat bangunan joglo, limasan, dan bangunan tanpa dinding sering mengalami ambruk terdampak angin kencang, maka kami imbau untuk diberi penguatan pada konstruksinya karena potensi cuaca ekstrie di masa pancaroba cukup tinggi," katanya.
Makwan mengatakan saat kejadian angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Sleman pada Senin (14/10) terdapat beberapa bangunan joglo dan limasan di tempat usaha kuliner yang roboh.
"Ada kira-kira tiga atau empat joglo dan limasan yang ambruk yakni di Kalurahan (setingkat desa) Purwomartani, Kalasan, dan di Ngaglik," katanya.
Ia mengatakan begitu juga dengan kekuatan konstruksi papan reklame luar ruang, harus diperiksa kembali kekuatan dan fondasinya.
"Dalam peristiwa kemarin itu juga terdapat beberapa seng dan besi pada papan reklame yang berterbangan diterjang angin kencang," katanya.